Langkah Anwar Ibrahim Jadi PM Malaysia Terindikasi akan Dijegal

13 Agustus 2018 14:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
D.S. Anwar Ibrahim (Foto: Garin Gustavian/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
D.S. Anwar Ibrahim (Foto: Garin Gustavian/kumparan)
ADVERTISEMENT
Langkah Anwar Ibrahim menjadi Perdana Menteri Malayisa selanjutnya terindikasi tak akan mulus. Partai Keadilan Rakyat (PKR) menuding langkah Anwar akan dijegal oleh Dewan Penasihat Negara.
ADVERTISEMENT
PKR menuduh Ketua Dewan Penasihat Negara Daim Zainuddin sedang menyusun konspirasi agar Anwar tidak menjadi PM Malaysia mendatang.
Anggota Parlemen Malaysia dari PKR Abdullah Sani menyebut, Anwar akan sulit menerima tongkat kekuasaan jika politikus Rafizi Ramli tak bisa mendapat jabatan Wakil Ketua di partai penguasa itu.
"Beberapa pihak yang menyalahkan Anwar di waktu lalu sedang berkonspirasi mencegah Anwar menduduki jabatan PM, saya akan buka orang yang punya peran adalah Daim Zainuddin," ucap Sani seperti dikutip dari The Star, Senin (13/8).
Anwar Ibrahim. (Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Anwar Ibrahim. (Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan)
"Jika kita tak memilih Rafizi, pastinya Anwar akan berhadapan dengan waktu yang sulit untuk menjadi PM," sambung dia.
Menurut Sani, Razifi merupakan tokoh yang begitu dekat dengan Anwar. Dia adalah sosok yang selalu membawa semangat awal PKR yaitu reformasi di Malaysia.
ADVERTISEMENT
Sementara Daim diketahui adalah mitra dekat Mahathir Mohamad, PM Malaysia saat ini. Pada 1998 sesudah Anwar dipecat dari jabatan Deputi PM merangkap Menteri Keuangan, Daim ditunjuk jadi Kepala Komite Aksi Nasional Ekonomi Malaysia.
Badan bentukan Mahathir itu, ditugaskan menyelamatkan Negeri Jiran dari krisis ekonomi. Ketika Mahathir berkuasa Daim lagi-lagi diminta mengepalai Dewan Penasihat Negara.
Badan yang terdiri dari ahli senior serta tokoh terkemuka itu didirikan dengan tujuan memperkuat perekonomian Malaysia. Khususnya dalam waktu 100 hari pertama pemerintahan koalisi Pakatan Harapan berkuasa.
Saat Koalisi Pakatan Harapan menang pemilu, Mahathir berjanji hanya akan menjabat selama satu atau dua tahun. Mahathir juga menandatangani kesepakatan mengangkat Anwar Ibrahim jadi PM Malaysia.