Latgab Tembak Bantuan, TNI Bangun Sistem Integrasi Komando Terpadu

28 November 2018 14:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Panglima TNI Hadi Tjahjanto (kedua dari kiri) usai meninjau Latihan Gabungan Tembakan Bantuan TNI 2018. (Foto: Reki Febriann/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Panglima TNI Hadi Tjahjanto (kedua dari kiri) usai meninjau Latihan Gabungan Tembakan Bantuan TNI 2018. (Foto: Reki Febriann/kumparan)
ADVERTISEMENT
Latihan Gabungan Tembakan Bantuan TNI selesai dilaksanakan. Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto yang turut meninjau lokasi segera memberikan evaluasi terhadap latihan tersebut.
ADVERTISEMENT
“Saya nilai hari ini semuanya berjalan dengan baik. Terutama dalam sistem yang sedang kita bangun adalah Interoperability berjalan dengan baik karena kita memiliki peralatan yang tadi juga sudah dikemukakan dan dilakukan oleh Satkomlek TNI,” ucap Hadi, di Puslatpur Marinir, Situbondo, Jawa Timur, pada Rabu (28/11).
Latihan bantuan tembakan terpadu TNI dilihat dari Pos Tinjau, Puslatpur Marinir, Situbondo (Foto: Andreas Ricky Febrian/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Latihan bantuan tembakan terpadu TNI dilihat dari Pos Tinjau, Puslatpur Marinir, Situbondo (Foto: Andreas Ricky Febrian/kumparan)
Sistem interoperability inilah yang menjadi ujian pertama dari TNI pada latihan kali ini. Sebab, sistem yang dikelola oleh Satkomlek (Satuan Komunikasi dan Elektronika) harus menggabungkan sistem komando dari 3 matra, Darat, Udara, dan Laut. Sistem ini juga memungkinkan untuk menyatukan komando. Sehingga seluruh satuan dapat menerima perintah dengan baik.
“Sistem interoperability ini bagian dari platform yang sedang dibangun oleh TNI yaitu Network Centric Warfare yang saat ini sudah dikembangkan. Semuanya akan dibantu dengan satelit dan saat ini sedang kita kembangkan sehingga integrasi antara kekuatan darat kekuatan laut kekuatan udara itu bisa menjadi 1,” papar Hadi.
Heli Mi-35B tembakkan roket ke sasaran dalam Latihan Gabungan Tembakan Bantuan TNI. (Foto: Andreas Ricky Febrian/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Heli Mi-35B tembakkan roket ke sasaran dalam Latihan Gabungan Tembakan Bantuan TNI. (Foto: Andreas Ricky Febrian/kumparan)
Sementara itu, pantauan kumparan menunjukkan latihan gabungan bantuan tembakan ini dimulai pada pukul 09.00 WIB dan diakhiri pada pukul 12.45 WIB. Semua target bisa dihantam dengan amunisi yang dilepaskan oleh senjata dari Satuan Artileri Medan milik Angkatan Darat, dengan bantuan Mortir.
ADVERTISEMENT
Beberapa yang menarik perhatian adalah roket Artileri RM-70 grad atau Caesar Howitzer yang bisa melepaskan belasan peluru dalam hitungan menit yang memiliki kaliber paling besar dalam latihan kali ini.
Latihan bantuan tembakan terpadu TNI dilihat dari Pos Tinjau, Puslatpur Marinir, Situbondo. (Foto: Andreas Ricky Febrian/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Latihan bantuan tembakan terpadu TNI dilihat dari Pos Tinjau, Puslatpur Marinir, Situbondo. (Foto: Andreas Ricky Febrian/kumparan)
Selain itu, aksi penerbang F-16, Super Tucano, dan Heli MI-35B milik Penerbad (Penerbang Angkatan Darat) memberikan efek getar yang cukup signifikan dalam latihan kali ini.
“Sistem Network Centric Warfare dan ditopang oleh interoperability unsur kompleks sehingga unsur-unsur di bawah dalam hal bantuan tembakan semuanya bisa berjalan termasuk juga pengerahan pasukan di bawah pasukan Infanteri. Semua cara efektif bisa terlaksana dengan baik itu tujuan dari kegiatan latihan operasi gabungan yang kita laksanakan pada akhir tahun 2018 ini,” pungkas Hadi.