Ledakan Sumur Minyak Ilegal, Danramil Ranto Peureulak Aceh Dicopot

7 Mei 2018 14:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pangdam IM Mayjen Abdul Hanif Fuddin. (Foto: Zuhri Noviandi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pangdam IM Mayjen Abdul Hanif Fuddin. (Foto: Zuhri Noviandi/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Panglima Kodam Iskandar Muda memutasi Danramil 21/Ranto Peureulak, Aceh Timur, Lettu Inf Miswanto, karena dinilai tidak bisa menjalankan tugas dengan baik. Pergantian ini merupakan konsekuensi atas insiden sumur minyak terbakar dan meledak yang menewaskan 23 korban.
ADVERTISEMENT
“Sudah saya perintahkan hari ini Danramil segera digantikan, karena saya yakin dia mengetahui keberadaan sumur ilegal yang ada di sana,” kata Pangdam Iskandar Muda, Mayjen TNI Abdul Hafil Fuddin, dalam konferensi pers di Banda Aceh, Senin (7/5).
Hafil mengatakan, pihaknya belum melakukan pemeriksaan terkait dugaan adanya keterlibatan Danramil dalam aktivitas tambang sumur minyak yang dilakukan oleh masyarakat tersebut. Meski begitu, Hafil kecewa dengan kelalaian Miswanto sehingga tidak mampu mengawasi keberadaan sumur minyak ilegal tersebut.
“Dia sebagai petugas keamanan yang bertugas di sana. Melihat bahwa sumur itu bukan satu tetapi banyak, namun kenapa tidak mampu mengawasi. Bukan saya katakan dia terlibat, tidak. Tapi, saya yakin dia mengetahui perbuatan dilakukan oleh masyarakat,” tutur Hafil.
ADVERTISEMENT
“Tapi pencegahannya belum sempurna dilakukan. Oleh karena saya katakan, ganti Danramilnya,” ujar dia.
Ledakan sumur minyak ilegal ditangani. (Foto: Antara/Rahmad)
zoom-in-whitePerbesar
Ledakan sumur minyak ilegal ditangani. (Foto: Antara/Rahmad)
Berdasarkan hasil pemeriksaan, polisi telah menetapkan beberapa tersangka. Hafil meminta Polda Aceh untuk serius mengangani kasus ini dan memproses secara hukum para tersangka.
“Soal sumur minyak ini sebenarnya yang perlu ada soal pengelolaannya. Seperti bekerja sama dengan pihak swasta. Saya yakin ini akan tertib. Karena kalau tidak, kita takutkan akan bertambah korban selanjutnya,” imbuh Hafil.
Kebakaran Sumur Ilegal Aceh. (Foto: Zuhri/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kebakaran Sumur Ilegal Aceh. (Foto: Zuhri/kumparan)
Hafil mengaku ia sudah menyampaikan ke Pemeritah Aceh dan Kapolda untuk menutup sementara lokasi tambang minyak tersebut selama proses investigasi. Kendati demikian, pemerintah juga masih mencari solusi terutama untuk menyediakan lapangan pekerjaan untuk warga.
“Saya tahu kehidupan mereka dari sumur-sumur itu. Makanya perlu diatur dengan baik, sehingga kita tidak mau ada korban lagi akibat tambang ini. Betapa sakitnya itu korban yang sudah berjatuhan dan yang saat ini terbaring di rumah sakit. Ngeri sekali, saya tidak tega melihatnya,” tutur dia.
ADVERTISEMENT
Warga memang menolak rencana pemerintah menutup sumur-sumur itu. Tapi, Hafil mengimbau agar warga mengikuti kebijakan pemerintah sehingga tidak ada lagi kejadian serupa.
“Ikutilah keinginan pemerintah, sekarang kita lakukan investigasi terlebih dahulu nanti kita atur siapa yang berhak mengelola atau pengawas dari mana sehingga nanti yang mengelola juga rakyat. Sudahlah sekarang berhenti dulu, untuk sementara mohon bersabar,” ucap dia.