Lika-liku Perjalanan Maghfiroh Usai Kabur dari Rumah Majikan

22 Agustus 2018 19:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Maghfiroh diduga korban penganiayaan oleh bekas majikannya. (Foto: Dok. Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Maghfiroh diduga korban penganiayaan oleh bekas majikannya. (Foto: Dok. Istimewa)
ADVERTISEMENT
Baru bekerja 6 hari di kediaman Emanuel Alvino, Maghfiroh nekat kabur karena mengalami perlakuan tidak menyenangkan. Ibu Maghfiroh, Manah, menuturkan saat itu putrinya kabur dengan modal pas-pasan.
ADVERTISEMENT
"Dia hanya bawa uang mepet. Sebagian sudah diberikan kepada saya untuk beli susu anaknya di kampung, sebagian dia simpan, sisanya tinggal Rp 55 ribu. Itulah yang jadi bekalnya," kata Manah saat ditemui di kediamannya di Desa Janada Kaler, Parung Panjang, Bogor, Rabu (22/8).
Dengan bekal uang tersebut, Maghfiroh kemudian mencari adiknya di kawasan Sunter, Jakarta Utara. Sesampainya di Sunter, Maghfiroh lalu bekerja di pabrik pengolahan sarang walet.
Sayangnya, perusahaan tersebut hanya mempekerjakan pekerja borongan yang baru direkrut setiap kali dibutuhkan saja. Meski penghasilannya tidak seberapa, namun Maghfiroh bertahan hingga memperoleh gaji pertama sebelum pindah ke pabrik konveksi di Angke, Jakarta Utara. Di pabrik konveksi ini, ia hanya bekerja selama dua hari.
ADVERTISEMENT
"Dilihat gajinya, enggak cukup buat hidup. Dia pindah. Kali ini, uangnya mepet, bahkan sudah hampir habis," ungkap Manah.
Dengan uang yang sangat mepet, Maghfiroh terpaksa tidur di musala dua malam hingga pengurus musala memintanya pindah. Bahkan, saat itu Maghfiroh tidak mampu membeli makanan dan hanya mengusir lapar dengan air minum.
"Maghfiroh kemudian bilang sama pengurus musalanya, 'iya Pak, saya ngerti, saya tidak ada duit buat kontrak, mau pulang kampung juga kurang, daripada tidur di jalan saya pilih tidur di sini'," ungkap Manah.
Ibu Magfiroh, Njuum (44) di kediamannya, Bogor, Rabu (22/8/18). (Foto: Reki Febrian/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ibu Magfiroh, Njuum (44) di kediamannya, Bogor, Rabu (22/8/18). (Foto: Reki Febrian/kumparan)
Akhirnya, Maghfiroh meminta gajinya selama bekerja di pabrik konveksi di Angke senilai Rp 100 ribu. Dengan modal uang tersebut, Maghfiroh lalu pulang ke kampungnya di Parung Panjang.
"Baru pulang ke sini, pulang dia dengan keadaan, yah, namanya orang enggak punya duit, cuma pakai sendal jepit. Kalau punya duit enggak seperti itu," tutur Manah sembari mengusap air matanya.
ADVERTISEMENT
Namun, baru dua hari Maghfiroh pulang kampung dan mendapat pekerjaan di bidang konveksi di Parung Panjang, mantan majikannya, Emanuel Alvino, datang. Awalnya, Alvino mengaku akan menyelesaikan masalah kekeluargaan. Namun yang terjadi justru sebaliknya.
"Saya sih minta keadilan saja. Biar anak saya saja yang ngerasain, jangan sampai ada lagi kasus serupa. Takutnya ke yang lain juga. Biar Maghfiroh saja yang alami," pungkasnya.