Lima Hal yang Dibahas Menlu Retno dengan Wakil PM Kongo

6 September 2018 16:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mentri Luar Negeri, Retno Marsudi dengan Menteri Luar Negeri Kongo, Leonard She Okitundu, Kamis (6/9/18). (Foto: Andreas Ricky/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Mentri Luar Negeri, Retno Marsudi dengan Menteri Luar Negeri Kongo, Leonard She Okitundu, Kamis (6/9/18). (Foto: Andreas Ricky/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menerima kunjungan Wakil Perdana Menteri Kongo Leonard She Okitundu Lundula. Ada lima pokok bahasan yang didiskusikan Retno dan Leonard.
ADVERTISEMENT
Pembahasan pertama dengan Okitundu yang juga menjabat Menlu Kongo, kata Retno, adalah soal terpilihnya Indonesia menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) periode 2019-2020 dalam voting Juni lalu.
"Pertama, Indonesia menyampaikan apresiasi atas dukungan Republik Demokratik Kongo dalam pencalonan Indonesia menjadi anggota tidak tetap DK PBB," ucap Retno usai bertemu Okitundu di Gedung Pancasila Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Kamis (6/9).
Setelah membahas DK PBB, Retno dan Leonard membicarakan pengiriman 850 anggota pasukan penjaga perdamaian (PKO) dari Indonesia menuju Kongo.
"Dengan 850 PKO ini merupakan gelaran terbesar kedua setelah Lebanon dan saya menitipkan mereka kepada Menteri Luar Negeri (Kongo)," tutur Retno.
Bahasan ketiga yang didiskusikan adalah Afrika telah menjadi prioritas kebijakan luar negeri RI. Retno berharap, Kongo bisa ikut serta dalam Indonesia-Africa Infrastructure Dialogue yang akan digelar tahun depan.
ADVERTISEMENT
"Kita harapkan dalam pertemuan dialog infrastruktur tahun depan kita akan dapat menandatangani kerja sama ekonomi yang lebih konkret Dengan Republik Demokratik Kongo," ucapnya.
"Yang keempat kita berbicara mengenai prioritas kerja sama yang ingin kita lakukan, misalnya di bidang infrastruktur, mining, aqua culture, dan agrikultur. Di bidang plantation, dan tadi Menlu (Kongo) juga menyampaikan keinginan untuk melihat kerja sama di bidang tekstil," lanjut dia.
Pokok bahasan kelima atau yang terakhir kedua pejabat tinggi itu terkait dengan penandatangan komisi bersama antara kedua negara.
"Penandatanganan komisi bersama yang saya yakin akan dapat jadi alat bagi Indonesia dan Republik Demokratik Kongo untuk meningkatkan kerja sama bilateral," pungkas dia.