news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Lima Tahap Proses Identifikasi Jenazah di RS Polri Kramat Jati

29 Oktober 2017 16:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Serah terima jenazah Surnah korban Kosambi (Foto: Aprillio Akbar/Antara)
zoom-in-whitePerbesar
Serah terima jenazah Surnah korban Kosambi (Foto: Aprillio Akbar/Antara)
ADVERTISEMENT
Sebanyak 48 kantong jenazah korban kebakaran pabrik mercon di Kosambi Tangerang dibawa oleh tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri ke RS Polri, Jakarta Timur pada Kamis (26/10) malam. Hampir dipastikan kondisi korban seluruhnya mengalami luka bakar 100 persen yang pastinya sangat sulit untuk diidentifikasi.
ADVERTISEMENT
Namun, bagaimanakah pihak RS Polri melakukan identifikasi terhadap para korban tersebut? Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan (Kabid Yankes) Kedokteran RS Polri, Kombes Sumirat Dwiyanto memberikan penjelasannya dalam jumpa pers di RS Polri Kramat Jati, Minggu (29/10).
1. Olah Tempat Kejadian Perkara (TKP)
Olah TKP ledakan gudang petasan di Kosambi (Foto: Antara/Sigid Kurniawan)
zoom-in-whitePerbesar
Olah TKP ledakan gudang petasan di Kosambi (Foto: Antara/Sigid Kurniawan)
Jenazah korban yang dari TKP tidak semua digabungkan. Karena pada saat kejadian, ada beberapa properti yang melekat pada diri korban.
"Ada properti jam tangan yang melekat pada tubuhnya ya tidak kita gabungkan. Kita kotak-kotakkan dalam kantong sehingga kemarin muncul yang namanya 47 kantong jenazah, itu kunci," kata Sumirat.
2.Postmortem
Proses identifikasi jenazah di RS Polri (Foto: Aria Pradana/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Proses identifikasi jenazah di RS Polri (Foto: Aria Pradana/kumparan)
"Setelah olah TKP, ada identifikasi postmortem jenazah," kata Sumirat.
Setelah para korban kebakaran dimasukkan ke kantong jenazah dari TKP, maka langkah selanjutnya dibawa ke postmortem. Di bagian postmortem, jenazah ditimbang beratnya kemudian apabila perlu untuk discan, maka dimasukkan ke dalam mesin CT scan. Setelah itu akan dilakukan proses autopsi.
ADVERTISEMENT
Proses identifikasi meliputi, identifikasi sidik jari, identifikasi gigi, identifikasi DNA, identifikasi medis bahkan identifikasi properti.
3. Antemortem
Ruangan pengambilan sampel DNA (Foto: Aria Pradana/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ruangan pengambilan sampel DNA (Foto: Aria Pradana/kumparan)
Selain mengidentifikasi korban, tim DVI juga mengindentifikasi keluarga korban. Proses identifikasi tersebut dilakukan di bagian antemortem. Hal tersebut untuk mengetahui ciri-ciri korban selama masih hidup.
"Untuk mengetahui ciri-ciri informasi apapun selengkap mungkin," katanya.
Di bagian antemortem, ada beberapa tahapan. Pertama, bagian registrasi. Di bagian ini, keluarga korban didata. Mulai dari nama, jenis kelamin, umur, serta perlengkapan yang dibawa untuk mendukung data-data dari korban.
Selanjutnya, dilakukan wawancara. Pada bagian tersebut, keluarga korban ditanya terkait dengan identitas korban. Hal itu untuk mendalami proses identifikasi. Ada formulir, data-data fisik dan ciri-ciri properti. Selanjutnya ke bagian pengambilan DNA.
ADVERTISEMENT
"Setelah selesai dari kegiatan (wawancara) ini, kita ambil sampel DNA-nya. Sehingga di sini diharapkan didapat sel-sel yang ada. Sementara dari korban juga diambil sampel DNAnya," jelas Sumirat.
Selanjutnya ada layanan psikologi. Hal itu untuk memberikan layanan psikologis bagi keluarga korban yang mengalami trauma.
"Jadi kalau keluarga pasti kondisi psikisnya mengalami trauma. Sampai di sini ada yang nangis dan lain-lain lah. Psikolog ini nantinya yang akan melakukan penanganan-penanganan sehingga keluarga korban ini tenang. Sehingga saat dilakukan pemintaan data keluarga bisa menjadi tenang, ditanya tanya tidak susah," bebernya.
4. Rekonsiliasi
Ruangan Rekonsiliasi (Foto: Aria Pradana/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ruangan Rekonsiliasi (Foto: Aria Pradana/kumparan)
"Setelah proses ini (ante mortem) selesai dilakukan proses rekonsiliasi di lantai 2. Ruang rekonsiliasi ini sekaligus kita jadikan posko untuk pengumpulan data postmortem dan antemortem. Disini akan kita cocokkan," kata Sumirat.
ADVERTISEMENT
Jadi semua datanya dikumpulkan sehingga diharapkan proses identifikasi bisa berjalan dengan lancar. "Setiap hari rekonsiliasi kita lakukan jam 10 (pagi)," imbuhnya.
5. Debriefing
Ruangan Debriefing (Foto: Aria Pradana/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ruangan Debriefing (Foto: Aria Pradana/kumparan)
Terakhir, setelah proses rekonsiliasi maka dilakukan debriefing atau proses evaluasi. Debriefing adalah proses terakhir dari semua proses atau fase dari identifikasi.
"Jadi pertama fase olah TKP, kita memaksimalkan semua yang ada, properti dan identitas yang ada di TKP kita masukkan ke kantong-kantong yang ada. Tapi kalau itu utuh kita posisikan pada satu kantong. Kemudian yang kedua kita lakukan postmortem, yang ketiga antemortem dan yang keempat adalah rekonsiliasi, serta yang kelima adalah debriefing. Itu yang kita lakukan," pungkasnya.