Limbah 'Salju' di KBT Marunda Ganggu Latihan Atlet Dayung DKI

24 Maret 2018 19:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Nico atlit dayung DKI (Foto: Paulina/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Nico atlit dayung DKI (Foto: Paulina/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Busa putih yang menyelimuti Banjir Kanal Timur (BKT) Marunda, Cilincing, Jakarta Utara. Hal tersebut mengganggu aktivitas para atlet dayung DKI yang menggunakan BKT Marunda sebagai salah satu tempat latihan.
ADVERTISEMENT
Atlet dayung DKI, Martin Nicholas Makaleng (19), mengaku terganggung dengan adanya busa itu. Sebab, busa tersebut mengeluarkan bau menyengat yang menganggu pernafasan. Aktivitas latihan dayung sering terganggu akibat bau menyengat tersebut.
"Baunya itu tajam. Menyengat banget, jadi kalau di sini kita susah napas. Ada temen saya nyebur kemarin, terus tersendak busa, terus suaranya kaya habis," kata Nico saat ditemui di BKT Marunda, Cilincing, Jakarta Utara, Sabtu (24/3).
Kondisi BKT Marunda (Foto: Paulina/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kondisi BKT Marunda (Foto: Paulina/kumparan)
Nico mengaku kaget ketika busa pertama kali muncul di sana. Bahkan ia sempat mengira bahwa buih tersebut adalah salju.
Menurut Nico, tempat latihan kemudian diputuskan untuk pindah ke bagian dermaga karena busa tersebut. "Jadi tempat latihan ada dua, di atas sama di sini (BKT Marunda). Lihat kondisi, kalau di sini (BKT Marunda) ada busa, baru pindah ke atas," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Kendati merasa terganggu, namun sebagai atlit dayung Nico mengaku masih semangat untuk menjalankan aktivitas latihannya. Ia mengaku langsung membilas tubuhnya apabila terkena air kali agar terhindar dari gatal akibat busa
"Kalau latihan kecebur, gatal. Kalau kecebur, harus buru-buru bilas," kata Nico.
Agar aktivitas latihan dayung tidak terhambat, Nico berharap agar pemerintah setempat dapat menyelesaikan masalah busa yang nenyelemuti BKT Marunda itu. Ia menduga sampah yang menumpuk menjadi penyebab munculnya busa tebal tersebut.
"Kalau saya pikir dari sampah pabrik sama masyarakat. Kalau hujan sampah suka nimbun di atas dermaga itu. Saya harap bisa di tahun kedepan bisa berkurang, hilang. Kadang kalau sore, angin dari laut suka numpuk di sini," ujar dia.
ADVERTISEMENT