LSI Denny JA: 50,6% Masyarakat Belum Tahu Tanggal Pemilu 2019

19 Maret 2019 17:26 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Peneliti LSI Denny JA, Ikrama Masloman (kanan) saat presentasi hasil survei , di kantor LSI Denny JA, Jakarta Timur, Selasa (19/3). Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Peneliti LSI Denny JA, Ikrama Masloman (kanan) saat presentasi hasil survei , di kantor LSI Denny JA, Jakarta Timur, Selasa (19/3). Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Meski penyelenggaraan Pilpres dan Pileg 2019 tinggal 29 hari lagi, namun rupanya masih banyak masyarakat yang belum tahu kapan pesta demokrasi itu digelar. Berdasarkan survei yang dirilis LSI Denny JA, secara populasi, ada 50,6 persen pemilih yang tidak tahu kapan pencoblosan digelar.
ADVERTISEMENT
“Secara populasi 50,6 persen pemilih tidak tahu dan tidak dapat menyebutkan kapan tanggal dan bulan pencoblosan pilpres dengan benar,” kata peneliti LSI Denny JA, Ikrama Masloman saat presentasi hasil survei 'Siapa Dirugikan Golput: Jokowi atau Prabowo', di kantor LSI Denny JA, Jakarta Timur, Selasa (19/3).
Dari 1.200 responden, masih ada 29,5 persen yang belum mengetahui jika Pemilu 2019 akan digelar di bulan April mendatang. Sedangkan, dari 65,2 persen yang tahu, masih ada 24,2 persen yang tidak bisa menjawab tanggal pelaksanaannya dengan benar.
Ilustrasi pemilihan umum. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Menurut Ikrama, hasil survei tersebut menunjukkan bahwa KPU masih belum maksimal dalam mensosialisasikan pemilu. Selain itu, ketidaktahuan pemilih terkait waktu pemilihan berpotensi meningkatkan angka golput.
“Ini akan mendorong potensi golput secara administrasi, karena yang administrasi itu kan pertama masalah terinformasi, kedua masalah akses pemilih untuk datang ke TPS, kemudian akses undangan, hak pilih mereka tersampaikan atau tidak. Ini menjadi catatan sosialisasi belum maskimal," kata Ikrama.
ADVERTISEMENT
Ikrama juga mengingatkan tren golput dalam tiga kali pilpres selalu saja naik. Misalnya, pada Pemilu 2009, tingkat golput naik sebesar 4,15 persen jika dibandingkan pemilu sebelumnya.
“Pada Pemilu 2004 mereka yang golput sebesar 23,3 persen. Pada Pemilu 2009, mereka yang golput sebesar 27,45 persen. Dan pada Pemilu 2014, mereka yang golput sebesar 30,42 persen,” pungkasnya.
Survei tersebut dilakukan pada 18-25 Februari 2019 dengan menggunakan metode multistage random sampling. Margin of error survei tersebut sekitar 2,9 persen.