LSI Denny JA: Elektabilitas Jokowi Naik Usai Pilkada Jadi 49,3 Persen

10 Juli 2018 18:03 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jokowi Resmikan PLTB Sidrap (Foto: Biro Pers Setpres)
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi Resmikan PLTB Sidrap (Foto: Biro Pers Setpres)
ADVERTISEMENT
Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA kembali merilis hasil survei elektabilitas Joko Widodo jelang Pilpres 2019. Data kali ini diukur untuk mengetahui perubahan elektabilitas setelah Pilkada serentak 2018. Hasilnya, ada kenaikan elektabilitas Jokowi.
ADVERTISEMENT
"Ada tren kenaikan elektabilitas Jokowi, meski elektabilitasnya masih di bawah 50 persen," ucap peneliti LSI Denny JA, Adjie Alfaraby di Jakarta Timur, Selasa (10/7/2018).
Data diperoleh dari survei pada tanggal 28 Juni -5 Juli 2018 dengan 1.200 responden secara nasional. Metode sampling, multistage random sampling, dengan margin of error +/- 2,9 persen.
Secara rinci, angka elektabilitas Jokowi pada bulan Mei sebesar 46 persen, lalu setelah Pilkada serentak naik pada awal Juli menjadi 49,30 persen atau ada kenaikan 3,3 persen.
Sementara, elektabilitas penantang Jokowi jika dikumpulkan menjadi satu, trennya menurun pascapilkada. Yaitu bulan Mei sebesar 44,70 persen dan Juli 45,20 persen.
"Undecided voters (yang belum menentukan pilihan) juga mengecil. Bulan Mei 9,30 persen, Juli 5,50 persen. Tapi ditambah dengan suara yang masih bisa berubah, total yang diperebutkan masih sebesar 37,5 persen," paparnya.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, ada tiga catatan penting untuk Jokowi. Pertama, pemilih loyal Jokowi di bawah 40 persen. Kedua, pemilih loyal lawan Jokowi sebesar 30,5 persen.
Rilis survei elektabilitas capres. (Foto: Dok. LSI Denny JA)
zoom-in-whitePerbesar
Rilis survei elektabilitas capres. (Foto: Dok. LSI Denny JA)
Ketiga, kampanye #2019GantiPresiden makin populer dan disukai. Trennya naik dari 50,80 persen yang mengenal pada Mei, menjadi 60,50 persen pada Juli.