LSI Denny JA: Suara PDIP, Gerindra, PKB Tinggi karena Capres-Cawapres

18 April 2019 16:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Peneliti LSI Denny JA Rully Akbar Foto: Fahrian Saleh/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Peneliti LSI Denny JA Rully Akbar Foto: Fahrian Saleh/kumparan
ADVERTISEMENT
Hasil hitung cepat atau quick count pemilihan legislatif yang dilakukan Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA sudah 100 persen. Hasilnya, tiga besar perolehan suara diperoleh PDIP, lalu Gerindra, dan PKB.
ADVERTISEMENT
Peneliti LSI Denny JA, Rully Akbar, menilai PDIP, Gerindra, dan PKB mendapatkan suara tinggi karena adanya efek ekor jas Pilpres atau dikenal dengan coattail effect. Yaitu suara parpol terkantrol figur capres-cawapres.
"Ketiga partai ini emang yang dapat efek dari capres-cawapres. PDIP terkatrol suaranya karena terasosiasi dengan nama Jokowi. Gerindra terkatrol oleh calon Prabowo Subianto, dan PKB terkatrol dengan suara Ma'ruf amin," kata Rully di Gedung LSI Denny JA, Kamis (18/4).
Rully menyebut selain efek ekor jas, ada juga efek lainnya yakni sisa ikatan emosional pemilih dengan partai pemenang. Menurut Rully, PDIP, Golkar, dan Demokrat merupakan tiga partai yang mendapatkan efek elektoral ini.
"PDIP sempat merajai juara di pemilu 1999 dan 2014, Golkar pernah juara di 2004 kemarin, Demokrat pernah juara di 2009. Secara otomatis tiga partai ini punya basis suara masing-masing karena pernah menang. Dan juara ini yang punya ikatan emosional pemilih. Karena pernah jadi juara di pileg sebelumnya," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, ketokohan caleg juga menjadi salah satu indikator partai-partai dapat suara tinggi. Partai yang mendapatkan efek ini adalah PDIP, Golkar, dan NasDem.
"Ketokohan caleg, yang paling mendongkrak kemenangan partai pertama adalah PDIP, kedua Golkar, ketiga NasDem. PDIP sekali lagi karena banyak caleg petahana yang maju kembali di laga pileg sehingga punya basis suara yang sudah jelas dibanding caleg baru," kata Rully.
"Kedua, Golkar punya banyak politisi yang berpengalaman sehingga lebih apik pas masuk ke grassroot kontestasi 2019 ini. Ketiga, NasDem kita tahu sering merekrut politisi kawakan sehingga masuk 10 besar partai tertinggi," sambungnya.
Jaringan media juga menjadi salah satu faktor yang menaikan elektabilitas partai. Untuk sektor ini, NasDem dan Perindo yang dapat efeknya.
ADVERTISEMENT
"Partai dengan jaringan media terbesar dengan partai politik pertama ada NasDem dengan Media Group dan Perindo dengan jaringan media yang pengaruhi kemenangan partai politiknya," ungkapnya.
Selain itu, jaringan grassroot juga berhasil menaikan elektabilitas partai. Yang mendapatkan efek dari indikator ini adalah PDIP dan PKS.
"Partai yang dianggap punya jaringan grassrooot paling tinggi dua partai yaitu PDIP dan PKS. Kita tahu PDIP kuat militansi wong cilik-nya. Sedangkan PKS ini juga partai yang punya militansi kader dakwah yang luar biasa. Ini partai yang punya jaringan grassroot yang kuat di antara yang lainnya," ujarnya.
Terakhir, indikator pergerakan para caleg juga mempengaruhi perolehan suara. Adapun partai yang mendapatkan keuntungan dari gerakan caleg ini adalah NasDem, PKS, PPP, dan PAN.
ADVERTISEMENT
"Terkait dengan hasil survei-survei kemarin kita prediksi partai papan tengah masih abu-abu, tapi pergerakan caleg 4 partai ini bisa dongkrak elektabilitas partai kata Rully.
"Jadi ada NasDem, PKS, PPP dan PAN yang bisa membuktikan diri mereka bisa lolos pileg dengan adanya pergerakan calegnya di minggu terakhir untuk dongkrak elektabilitas partai mereka," pungkasnya.
Berikut hasil lengkap Quick Count LSI Denny JA di Pileg 2019.
PDIP 19,80%
Gerindra 12,50%
Golkar 12,21%
PKB 9,56%
NasDem 8,53%
PKS 8,04%
Demokrat 6,81%
PAN 6,16%
PPP 4,34%
Perindo 3,18%
Berkarya 2,41%
PSI 2,35%
Hanura 1,85%
Garuda 0,98%
PBB 0,90%
PKPI 0,38%