Lukas Enembe Minta Pemerintah Pusat Buka Akses Internet di Papua

26 Agustus 2019 19:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Papua Lukas Enembe di Istana Negara. Foto: Fahrian Saleh/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Papua Lukas Enembe di Istana Negara. Foto: Fahrian Saleh/kumparan
ADVERTISEMENT
Gubernur Papua Lukas Enembe angkat bicara terkait langkah pemerintah pusat yang membatasi akses internet di Papua dan Papua Barat.
ADVERTISEMENT
Lukas meminta agar pemerintah pusat segera membuka akses internet tersebut. Sebab, ada keluhan dari beberapa kelompok masyarakat khususnya di kalangan pengusaha.
"Banyak keluhan. Makanya kita harap semua sisi informasi bisa dibuka," kata Lukas usai menghadiri rapat di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (26/8).
Meski demikian, Lukas memahami maksud dari pembatasan akses internet itu. Lukas menegaskan pemerintahan dan perekonomian di Papua tetap berjalan meski internet dibatasi.
"Semua berjalan. semuanya berjalan. Ya kalau masalah pembatasan dilakukan oleh perusahaan untuk menjaga keamanan ya semua kementerian sepakat untuk tutup akses (internet) itu. Kepolisian, Menkopolhukam, Menkominfo, ya jadi semua demi kepentingan negara," jelasnya.
Ilustrasi internet Foto: pixabay
Untuk saat ini, Lukas memastikan kondisi di Papua sudah kembali aman. Adapun keributan yang masih terjadi, menurutnya, sudah biasa dan bisa cepat teratasi.
ADVERTISEMENT
"Kondisi aman, intinya situasi aman di Papua. Kalau ada mahasiswa ribut-ribut, kita sudah biasa hadapi. Pada umumnya situasi aman," pungkasnya.
Menkominfo Rudiantara saat menjawab pertanyaan wartawan. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Kominfo melakukan pembatasan internet di Papua Barat dan Papua pascakerusuhan yang terjadi di sejumlah wilayah di sana. Menkominfo Rudiantara menegaskan pentingnya pembatasan internet untuk menekan berita hoaks yang tersebar di media sosial.
"Kalau dari sisi dunia nyata memang tidak ada demo lagi. Namun di dunia maya ada 230 ribu URL yang memviralkan hoaks. Saya ada catatannya semua. Lebih dari 230 ribu URl atau kanal yang digunakan paling banyak Twitter, itu kan masif," kata Rudiantara di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (26/8).
"Kalau konten, hoaks kan macam-macam ada berita bohong, menghasut, dan lebih parah mengadu domba," imbuhnya.
ADVERTISEMENT