Ma’ruf Amin akan Membawa Sarung ke Istana?

10 Agustus 2018 11:30 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Joko Widodo dan MMa'ruf Amin. (Foto: Biropres dan kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Joko Widodo dan MMa'ruf Amin. (Foto: Biropres dan kumparan)
ADVERTISEMENT
Pasangan Joko Widodo (Jokowi) dan Ma’ruf Amin dipastikan maju di Pilpres 2019. Sebelum masuk ke dalam program dan rencana kerja, mari kita sedikit mengulas tentang penampilan mereka. Tentu saja yang paling menarik adalah soal sarung. Apakah Ma’ruf akan tetap bersarung nanti ketika terpilih? Apakah boleh tamu di istana memakai sarung?
ADVERTISEMENT
Ma’ruf Amin tidak pernah sekalipun muncul di ranah publik tanpa memakai sarung. Dalam beberapa kesempatan, dia selalu bersarung, dikombinasikan dengan sabuk hitam, baju koko atau kemeja putih yang kadang dikombinasikan dengan jas, plus sebuah sorban yang melingkar di leher. Tak lupa, peci hitam atau peci putih selalu berada di kepala.
Apa yang dikenakan oleh Ma’ruf adalah tipikal penampilan seorang ulama di Indonesia, khususnya dari kalangan Nahdlatul Ulama (NU). Ma’ruf adalah seorang sesepuh NU. Dia saat ini masih tercatat sebagai rais aam syuriyah (dewan penasihat), sebuah posisi puncak di kalangan ormas islam terbesar di Indonesia tersebut.
Gubernur NTB TGB Muhammad Zainul Majdi (kiri) bertemu Ketua MUI Ma'ruf Amin (kanan), Kamis (9/8/18). (Foto: Instagram @tuangurubajang)
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur NTB TGB Muhammad Zainul Majdi (kiri) bertemu Ketua MUI Ma'ruf Amin (kanan), Kamis (9/8/18). (Foto: Instagram @tuangurubajang)
Bagi warga NU, sarung dan peci adalah identitas penting. Dianggap sebagai simbol seorang santri dan ulama. Dikutip dari situs NU online, bahkan ada sebuah seminar yang menggunakan sarung sebagai judul utama, yakni Seminar Nasional Sarung Nusantara. Di forum tersebut, semua peserta seminar mengenakan sarung, termasuk para narasumbernya.
ADVERTISEMENT
Ketua Lesbumi PBNU KH Agus Sunyoto memaparkan, makna sarung secara historis sebetulnya sarung lahir dari bangsa Yaman. Tetapi di Indonesia, sarung dimodifikasi sesuai dengan identitas lokal masing-masing dari orang-orang Nusantara sejak dulu.
Secara filosofis, sarung bisa dijadikan juga sebagai peredam dari hal-hal negatif. Dengan memakai sarung, seorang santri atau ulama diharapkan bisa terhindar atau menahan diri dari segala hawa nafsu.
KH Ma’ruf Amin membawa investor menemui Jokowi di Istana. (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
KH Ma’ruf Amin membawa investor menemui Jokowi di Istana. (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
Mantan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi pernah mengatakan, dalam budaya sunda, ‘Sa’ itu berarti tidak berbatas dan berlebihan. Sementara rung artinya dikurung. Dengan demikian, sarung adalah peredam untuk mengurung nafsu manusia yang berlebihan.
“Sebab itu diteruskan dengan kata ‘Rung’, artinya dikurung. Segala ketamakan manusia yang terdapat dalam keempat unsur tersebut berusaha dibatasi atau dikurung,” kata Dedi.
ADVERTISEMENT
Sarung di Istana
Bagaimana penggunaan sarung di Istana? Sebenarnya, ada aturan ketat yang sudah diketahui semua pihak saat bertamu ke istana kepresidenan. Tidak boleh ada yang memakai sandal, celana jeans atau kaos. Tapi ada satu pengecualian terkadang bagi ulama. Mereka masih diizinkan memakai sarung dan sandal, termasuk sang kiai Ma’ruf Amin.
Dalam berbagai acara di Istana, Ma’ruf setia mengenakan sarung dan sandal. Terakhir pada 8 Agustus lalu, Ma’ruf mengenakan sarung berwarna kotak-kotak ungu saat dipanggil oleh Jokowi sebelum diumumkan sebagai calon wakil presiden.
Saat mengisi acara zikir kebangsaan di Istana, Ma’ruf juga memakai sarung serba putih. Saat menghadiri acara seremoni pelantikan pejabat atau acara kenegaraan lainnya, Ma’ruf tak pernah lepas dari sarung dan sandalnya.
KH Ma'ruf Amin di Kompleks Istana Kepresidenan (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
KH Ma'ruf Amin di Kompleks Istana Kepresidenan (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
Di era Sukarno, penggunaan sarung di istana juga diizinkan bagi para ulama. Dalam sebuah forum, Megawati Soekarno Putri pernah bercerita, ayahnya menerima para ulama di Istana yang mengenakan sarung dan sandal. Mereka diizinkan memakai pakaian khusus karena punya peran dalam perjuangan kemerdekaan.
ADVERTISEMENT
Di era Abdurrahman Wahid, sarung jelas sangat diperbolehkan. Sang presiden bahkan beberapa kali terlihat mengenakan sarung dan sandal.
Jokowi di Pesantren Salaf di Tegal Rejo. (Foto: Facebook/Presiden Joko Widodo)
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi di Pesantren Salaf di Tegal Rejo. (Foto: Facebook/Presiden Joko Widodo)
Jokowi juga pernah terlihat mengenakan sarung di beberapa kesempatan. Dia pernah terlihat memakai sarung saat dua kali merayakan malam pergantian tahun.
Saat tahun 2017, Jokowi merayakan tahun baru di Istana Bogor. Mengenakan sarung bermotif hitam dan kaos tangan panjang putih, Jokowi tampak duduk di trotoar Istana Kepresidenan Bogor.
Pada tahun 2016, Jokowi merayakan pergantian tahun di Raja Ampat, Papua. Berlokasi di Dermaga Waiwo, Raja Ampat, Jokowi menyaksikan matahari pertama di tahun 2017 saat melakukan kunjungan kerja di Papua. Saat itu Jokowi bersarung cokelat.
Jokowi di Dermaga Waiwo, Raja Ampat. (Foto: Twitter/@jokowi )
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi di Dermaga Waiwo, Raja Ampat. (Foto: Twitter/@jokowi )
Saat acara haul di Situbondo, Jokowi juga terlihat bersarung. Saat open house Idul Fitri di Istana, Jokowi juga mengenakan sarung. Jadi, sarung dan Jokowi adalah dua hal yang tidak asing lagi.
ADVERTISEMENT
Menarik bagaimana penampilan pasangan ini bila terpilih sebagai presiden dan wakil presiden. Apakah akan tetap menjadikan sarung sebagai pakaian sehari-hari? Termasuk saat diundang dalam acara kenegaraan di luar negeri. Ditanya soal ini, Ma’ruf Amin hanya menjawab singkat.
“Lihat saja nanti,” ucap Ma’ruf Amin usai mendaftar di KPU.