Ma'ruf Amin Bertemu WNI di Singapura, Bahas Islam Moderat dan Pilpres

17 Oktober 2018 10:30 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ma'ruf Amin bertemu perwakilan masyarakat Indonesia di Singapura. (Foto: Dok. Media Center Ma'ruf Amin)
zoom-in-whitePerbesar
Ma'ruf Amin bertemu perwakilan masyarakat Indonesia di Singapura. (Foto: Dok. Media Center Ma'ruf Amin)
ADVERTISEMENT
Cawapres nomor urut 01 Ma'ruf Amin bertemu sejumlah perwakilan masyarakat Indonesia di Singapura, Selasa malam (16/10), di Gedung KBRI Singapura. Dubes RI untuk Singapura, I Wayan Ngurah Swajaya, menyambut langsung kedatangan Ma'ruf.
ADVERTISEMENT
Di hadapan Ma'ruf, Swajaya memaparkan hubungan baik Indonesia - Singapura yang terus berkembang. Menurut Swajaya, keberadaan kedua negara saling melengkapi dalam berbagai kerja sama bilateral.
“Singapura selama 5 tahun terakhir merupakan investor terbesar ke Indonesia. Nilai investasinya hampir dua kali lipat dari Jepang yang menduduki urutan kedua,” jelas Swajaya dalam keterangan yang diterima dari tim media Ma'ruf Amin, Rabu (17/10).
Sementara itu, Ma’ruf menyampaikan terima kasih kepada KBRI Singapura yang telah memfasilitasi pertemuan ini. Di hadapan para WNI, Ma'ruf menjelaskan singkat mengenai Islam moderat. Menurutnya, Islam moderat telah lama dianut kalangan Islam di Indonesia dalam menyatukan bangsa Indonesia.
“Sebenarnya, Islam moderat itu sejak awal menjadi paham yang dianut mainstream, sebagian besar bangsa Indonesia. Dengan pandangan Islam Wasathiyah yang moderat itu, kalangan Islam dan kalangan nasional bisa menyatu dengan menyepakati Pancasila dan UUD 1945 dan kemudian melahirkan NKRI,” papar Ma’ruf.
Ma'ruf Amin bertemu perwakilan masyarakat Indonesia di Singapura. (Foto: Dok. Media Center Ma'ruf Amin)
zoom-in-whitePerbesar
Ma'ruf Amin bertemu perwakilan masyarakat Indonesia di Singapura. (Foto: Dok. Media Center Ma'ruf Amin)
Tapi dalam perkembangannya, kata Ma'ruf, menguat tantangan paham keagamaan ekstrem, bahkan cenderung teroris, apalagi setelah adanya ISIS pada 2014. Oleh karena itu, Ma’ruf mendorong agar paham Islam Wasathiyah dapat dijalankan dalam mengembalikan prinsip berbangsa dan bernegara.
ADVERTISEMENT
“Istilah saya, ar-ruju’ ilal mabda’, kembali ke basic, ke pangkal lagi, seperti waktu pendiri bangsa mendirikan NKRI,” harap Ma’ruf.
Tak lupa, Ma'ruf berpesan kepada seluruh WNI di Singapura untuk mengedepankan persatuan dan kesatuan menjelang Pilpres 2019 sehingga tak terjadi potensi konflik di Singapura yang dapat mengganggu hubungan kerja sama Indonesia - Singapura.
“Saya berharap, terutama dalam menghadapi Pilpres yang akan datang, tidak terjadi konflik akibat perbedaan pilihan. Sehingga dapat menjaga keutuhan dan perilaku terpuji sebagai bangsa besar dalam rangka menjaga hubungan persahabatan Indonesia dan Singapura,” katanya.
Sejumlah perwakilan dan tokoh masyarakat Indonesia di Singapura juga menyampaikan pandangan, harapan mereka. Ada seorang perwakilan Pekerja Migran Indonesia (PMI) mengusulkan ada pengiriman ustaz secara rutin dari Indonesia untuk membina PMI. Sejumlah tokoh agama turut menyampaikan salamnya kepada Ma'ruf. Turut hadir dalam acara ini, Ketua Umum Partai Golkar yang juga Menperin Airlangga Hartarto.
ADVERTISEMENT
Ma'ruf di Singapura akan memberikan kuliah umum di S. Rajaratnam School of International Studies – Nanyang Technological University (RSiS – NTU), tentang “Rekonsolidasi Islam Moderat dan Ekonomi Berkeadilan di Indonesia”, Rabu (17/10) siang.