Ma'ruf Amin: Khatib Salat Id Harus Bawa Kedamaian dan Kesejukan

14 Juni 2018 19:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Prescon Sidang Isbat (Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Prescon Sidang Isbat (Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan)
ADVERTISEMENT
Kementerian Agama menetapkan Idul Fitri 2018 pada Jumat, 15 Juni. Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Ma'ruf Amin meminta para khatib salat Idul Fitri untuk memberikan pesan damai dalam khotbahnya.
ADVERTISEMENT
"Saya berharap kepada para khatib di Idul Fitri ini, seluruh khatib di Indonesia, supaya khotbahnya itu membawa kesejukan, kedamaian mengajak untuk adanya ukhuwah, mempererat ukuwah Islamiyah dan ukhuwah watoniyah. Dan mengajak untuk menyatukan seluruh bangsa," kata Ma'ruf usai Sidang Isbat di Kemenag, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (14/6).
Ma'ruf meminta para khatib untuk tidak merusak suasana Idul Fitri dengan provokasi. Terlebih menyampaikan khotbah yang berbau politik praktis.
"Dan kami harap, jangan khotbahnya itu membawa pada suasana politik praktis. Jangan sampai menyampaikan yang bersifat politik praktis. Sebab di dalam jemaah itu warna politiknya macam-macam. Maka itu jangan sampai khotbah itu dijadikan ajang penyampaian politik praktis. Kalau tidak, itu nanti bisa merusak suasana," jelas dia.
Ketua MUI KH Ma'ruf Amin (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ketua MUI KH Ma'ruf Amin (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
Ma'ruf Amin juga meminta masyarakat menggunakan momentum Idul Fitri untuk saling memaafkan dan menjauhkan segala perbedaan. Segala hal yang berkaitan dengan kesalahpahaman bisa langsung diluruskan.
ADVERTISEMENT
"Kemudian kita hendaknya menghilangkan, mengubur kesalahpahaman. Mari kita bangunan hubungan ke depan ini yaitu hubungan saling pengertian di antara kita, sehingga tidak ada kegaduhan-kegaduhan lagi. Jadi, kita hentikan kalau masih ada kesalahpahaman," tutur dia.
Momen Idul Fitri juga seharusnya bisa menjadi ajang untuk mempererat tali silaturahmi dan menyebarkan kasih sayang. Jika selama ini masih ada hal-hal yang terputus, Idul Fitri merupakan waktu yang tepat untuk menyambung kembali.
"Kita jadikan hari raya ini sebagai momentum untuk lebih mempererat silaturahim kita, karena hari raya itu hari kasih sayang. Sehingga kalau ada hal-hal yang kurang tersambung maka pada hari raya ini tempat kita menyambung silaturahim itu dalam pengertian kita sesama muslim atau kita sebagai bangsa," pungkas dia.
ADVERTISEMENT