Ma'ruf Amin soal Foto Hoaks Sinterklas: Kiai Enggak Boleh Sakit Hati

28 Desember 2018 15:05 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Cawapres Prof. Dr. K. H. Ma'ruf Amin menerima tamu dari Relawan Milenial (musisi, pembalap, atlet) dari Bandung dan Jakarta. (Foto: Fadjar Hadi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Cawapres Prof. Dr. K. H. Ma'ruf Amin menerima tamu dari Relawan Milenial (musisi, pembalap, atlet) dari Bandung dan Jakarta. (Foto: Fadjar Hadi/kumparan)
ADVERTISEMENT
Calon wakil presiden nomor urut 01 Ma'ruf Amin merespons soal tersebarnya foto ia berbaju sinterklas di sosial media. Ma'ruf menanggapi santai hal itu dan tidak merasa sakit hati dengan tindakan itu.
ADVERTISEMENT
"Enggaklah. Masa kita sakit hati," kata Ma'ruf usai makan siang bersama Jokowi di Kedimannya di Jalan Situbondo, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (28/12).
Sebab, menurut Ma'ruf, figur seorang kiai harus sudah terbiasa dengan tudingan-tudingan seperti hoaks sinterklas itu.
"Kiai itu enggak boleh sakit hati. Jadi kiai itu sudah siap untuk dibegitu-begitukan itu," ucap Ketum MUI ini.
Capres 01, Joko Widodo berbincang dengan Cawapres 01 Ma'ruf Amin. (Foto: Dok. TKN Jokowi-Ma'ruf)
zoom-in-whitePerbesar
Capres 01, Joko Widodo berbincang dengan Cawapres 01 Ma'ruf Amin. (Foto: Dok. TKN Jokowi-Ma'ruf)
Kendati demikian, Ma'ruf Amin mengaku hingga kini belum mengikuti perkembangan kasus itu. Ia menuturkan, akan menyerahkan sepenuhnya kasus itu kepada kepolisian.
"Polisi belum ngasih tahu kita. Nanti kalau polisi sudah nanya baru nanti saya beri sikap," ungkapnya.
"Nanti kita serahkan kepada pihak yang polisi saja. Apa kata (Polisi), kita belum tahu siapa yang bikin. Yang bikin saja kita belum tahu," imbuhnya.
Ma'ruf Amin saat peringatan Maulid Nabi di Medan.  (Foto: Dok. Tim media Ma'ruf Amin)
zoom-in-whitePerbesar
Ma'ruf Amin saat peringatan Maulid Nabi di Medan. (Foto: Dok. Tim media Ma'ruf Amin)
Sebelumnya, anggota keluarga S (31), pelaku penyebar foto hoaks Ma' ruf Amin mengenakan baju Sinterklas, meminta maaf. Paman S, Bahaudin, menyebut keponakannya itu hanya seorang guru ngaji di Pesantren Raudhatul Ma'rif Cot Trueng, Muara Baru, dan tidak pernah terlibat dalam politik.
ADVERTISEMENT
"Kita minta maaf atas kesalahannya dan dia juga bersedia buat pernyataan tertulis permohonan maafnya. Karena itu memang tidak direncanakan, dia hanya ikut-ikutan mungkin karena dia memang bukan orang politik,” kata Bahauddin di Mapolres Kota Lhokseumawe, Aceh, Kamis (27/12).