news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Ma'ruf Amin: Umat Pilih Capres-Cawapres yang Ada Ulamanya atau Tidak?

19 Desember 2018 17:30 WIB
Cawapres Prof. Dr. K. H. Ma'ruf Amin. (Foto: Fadjar Hadi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Cawapres Prof. Dr. K. H. Ma'ruf Amin. (Foto: Fadjar Hadi/kumparan)
ADVERTISEMENT
Cawapres nomor urut 01, Ma'ruf Amin, tidak menampik dukungan para ulama diperebutkan di Pilpres 2019. Ma'ruf pun menyerahkan perspektif itu kepada masyarakat siapa paslon yang paling banyak didukung oleh ulama.
ADVERTISEMENT
“Tidak elok katakan siapa didukung ulama. Semua didukung ulama. Yang relevan itu umat mau dukung siapa? Capres-cawapres yang ada ulamanya atau capres-cawapres yang tidak ada ulamanya,” kata Ma’ruf di Pondok Pesantren Al Masthuriyah di Cibolang Kaler, Cisaat, Sukabumi, Rabu, (19/12).
Meski demikian, Ma'ruf menilai ia dan Jokowi paling banyak mendapatkan dukungan dari ulama, sehingga ia optimistis dapat memenangkan pilpres. Apalagi, kata dia, para santri biasanya akan mengikuti keputusan kiainya dalam mendukung salah satu paslon.
Acara Solidaritas Ulama Muda Pendukung Jokowi (Samawi) di Sentul. (Foto: Jihad Akbar/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Acara Solidaritas Ulama Muda Pendukung Jokowi (Samawi) di Sentul. (Foto: Jihad Akbar/kumparan)
“Ulama paling banyak kan di NU. Dari mana-mana saya dapat dukungan kiai, deklarasi-deklarasi, bahkan ada juga ulama di As Sidqia 400 ulama dukung nomor 01. Ulama di Ancol, di (Hotel) Mercure, ratusan ulama dari seluruh di Indonesia. Jadi kalau banyak-banyakan, paslon nomor 1 lebih banyak yang mendukung,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
“Kiai dukung kiai pantes enggak? Ustaz apalagi di bawah kiai mestinya dukung kiai. Santri ini muridnya kiai, mestinya dukung kiai, apalagi ente yang bukan kiai, bukan Islam, bukan santri, mestinya begitu,” tambahnya.
Untuk itu, Ma'ruf meminta agar para ulama dapat mendukung dan membantu pemenangan di pilpres. Apalagi, menurutnya, ia dan Jokowi merupakan paslon yang merepresentasikan kelompok nasionalis dan religius.
“Saya ingin menyambut ajakan Pak Jokowi sehingga mencerminkan negara ini di bawah pimpinan nasional, merepresentasikan kelompok nasionalis dan Islam. Pak Jokowi mewakili nasionalis, saya Islam, dan ini tak boleh dibenturkan, tapi disinergikan. Jadi negara ini aman tenteram,” pungkasnya.