Ma’ruf Amin Ungkap Pernah Dibully saat Memutuskan Jadi Cawapres Jokowi

6 Januari 2019 23:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ma’ruf Amin hadiri Harlah ke-46 Partai Persatuan Pembangunan (PPP). (Foto: Mirsan Simamora/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ma’ruf Amin hadiri Harlah ke-46 Partai Persatuan Pembangunan (PPP). (Foto: Mirsan Simamora/kumparan)
ADVERTISEMENT
Calon wakil presiden nomor urut 01, Ma'ruf Amin, mengaku pernah dibully karena memutuskan bersedia mendampingi Joko Widodo di Pilpres 2019. Ma’ruf mengungkapkan cara yang digunakan oknum tersebut menggunakan dalil, yang isinya menganggap ulama yang dekat dengan pemerintah tak lagi dapat dipercaya.
ADVERTISEMENT
“Walaupun banyak dibully dimana-mana. Salah satunya jangan pilih ulama pilihan pemerintah, bahkan ada dalil yang dipakai. Kalau ulama itu jadi kepercayaan selama tidak berkolaborasi dengan pemerintah. Jadi, saya tidak dianggap ulama,” kata Ma’ruf saat menghadiri Harlah PPP di DPP PPP, Jakarta Pusat, Minggu (6/1).
Ma’ruf merasa tidak ada yang salah apabila ulama dekat dengan pemerintah. Ia mengakui dekat dengan pemerintah agar bisa membantu mengentaskan kemiskinan hingga merawat persatuan suatu bangsa.
“Kalau kata Rasulullah, sultan (pemerintah) itu bayangan Allah di bumi karena dia akan membangun kemaslahatan, menghilangkan kemudaratan di bumi,” ujar Ma'ruf.
Ia menilai ulama harus menjadi contoh yang baik bagi masyarakat sehingga setiap perkataan harus memiliki kebijaksanaan. Apabila ulama buruk, kata Ma'ruf, maka rusaklah suatu kelompok masyarakat yang menjadikan ulama sebagai panutan.
ADVERTISEMENT
“Ada dua kelompok masyarakat. Kalau baik maka dia baik, kalau dia rusak maka manusia juga rusak. Kelompok tersebut adalah ulama dan umarah, dua kelompok ini rusak, maka rusaklah manusia,” pungkasnya.