Mabes Polri Bantah Mutasi Komjen Arief karena Tak Sejalan dengan Tito

22 Januari 2019 11:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kabareskrim Komjen Pol Arief Sulistyanto. (Foto: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)
zoom-in-whitePerbesar
Kabareskrim Komjen Pol Arief Sulistyanto. (Foto: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)
ADVERTISEMENT
Kapolri Jenderal Tito Karnavian merotasi pejabat Kabareskrim Polri. Jabatan yang sebelumnya dijabat Komjen Arief Sulistyanto akan digantikan oleh Irjen Idham Azis.
ADVERTISEMENT
Masa jabatan Arief yang relatif singkat, hanya 5 bulan, memunculkan spekulasi soal pergantian pejabat Kabareskrim. Termasuk dugaan Arief yang tidak sejalan dengan Tito Karnavian.
Namun, spekulasi itu dibantah Asisten SDM Kapolri Irjen Pol Eko Indra Heri.
“Pak Kabareskrim, Pak Arief, dimutasi karena pimpinan memberikan tugas lain karena beliau diberi kepercayaan untuk melakukan tugas mengelola SDM Polri di Lemdiklat,” kata Eko kepada kumparan, Selasa (22/1).
Eko mengungkapkan, keberhasilan Komjen Arief semasa menjabat sebagai AsSDM Kapolri menjadi dasar Kapolri memindahkan Komjen Arief ke Lemdiklat Polri.
“Jadi, tugas ini merupakan kepercayaan dari pimpinan dan organisasi,” tandasnya.
Keputusan mutasi jabatan ini tertuang dalam surat telegram bernomor ST/188/I/KEP.2019 tertanggal 22 Januari 2019. Surat telegram tersebut ditandatangani Asisten Kapolri bidang SDM Irjen Eko Indra Heri.
ADVERTISEMENT
Arief Sulistyanto merupakan lulusan Akademi Kepolisian tahun 1987. Namanya mulai dikenal setelah menjadi penyidik beberapa kasus yang mendapat sorotan publik.
Kapolri Jenderal Muhammad Tito Karnavian dan Kabareskrim Komjen Arief. (Foto: Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Kapolri Jenderal Muhammad Tito Karnavian dan Kabareskrim Komjen Arief. (Foto: Istimewa)
Setidaknya ada tiga kasus besar yang pernah ditangani Arief. Mulai pembunuhan aktivis HAM Munis Said Thalib dan kasus pembobolan Citibank yang melibatkan Melinda Dee.
Perwira polisi yang lahir pada 1965 di Ngajuk, Jawa Timur, mengawali kariernya di provinsi kelahirannya. Mulai 1987 hingga 1993, Arief bertugas di Jawa Timur. Di sana, dia pernah menjabat sebagai Kasat Serse di Polres Malang, Polres Sidoarjo, dan Polres Pasuruan.
Pada 1995, Arief ditarik untuk bertugas ke Jakarta. Dia pernah bertugas sebagai Kapolsek Kota Bekasi dan Kapolsek Metro Pasar Minggu.
Setelah bertugas di Jakarta hingga 2003, Arief ditugaskan ke Riau. Arief diminta menjadi Kapolres Indragiri Hilir dan Kapolres Tanjung.
ADVERTISEMENT
Pada 2006, Arief kembali ditarik ke Mabes Polri. Dia ditugaskan di Bareskrim Polri. Kariernya terus naik selama menjadi penyidik Bareskrim hingga pada 2010, Arief diangkat menjadi Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus.
Empat tahun menjadi Dirtipieksus Bareskrim Polri, Arief ditunjuk menjadi Kapolda Kalimantan Barat. Dari Kalimantan Barat, Arief kembali ditarik ke Mabes Polri. Dia sempat menjadi Staf Ahli Kapolri sebelum diangkat menjadi Asisten SDM Kapolri pada 2017.
Pada 17 Agustus 2018, Arief diangkat menjadi Kabareskrim menggantikan Komjen Ari Dono Sukmanto yang dipromosikan menjadi Wakapolri.
Kapolda Metro Jaya, Idham Azis. (Foto: Fadjar Hadi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kapolda Metro Jaya, Idham Azis. (Foto: Fadjar Hadi/kumparan)
Kini jabatan Kabareskrim dipercayakan kepada Irjen Idham Azis. Dia merupakan lulusan Akabri tahun 1988. Sebelum ditunjuk menjadi Kapolda Metro Jaya, Idham sudah pernah memimpin Kepolisian Daerah di Sulawesi Tengah mulai 2014 hingga 2016.
ADVERTISEMENT
Selepas bertugas dari Polda Sulawesi Tengah, Idham dipindah ke Mabes Polri pada jabatan Kadivpropam. Saat itu, dia juga menggantikan jabatan yang ditinggal Iriawan.
Saat Tito Karnavian menjabat sebagai Kepala Detasemen Khusus 88 Anti-Teror, Idham sempat menjabat sebagai wakilnya pada 2010. Ketika menjadi Wakadensus 88, Idham sempat mengungkap kasus perampokan Bank BCA di Poso, Sulawesi Tengah. Perampokan itu belakangan diketahui untuk mendanai aksi teror.
Dia pernah pula menjabat sebagai Kapolres Jakarta Barat pada 2008 dan Direktur Kriminal Umum Polda Metro Jaya pada 2009. Semasa menjabat sebagai Dirkrimum Polda Metro Jaya, Idham menangkap Baikuni alias Babe, pembunuh berantai yang juga mencabuli korbannya.
Jenderal polisi bintang dua ini dikenal dekat dengan Tito. Pada 2005, mereka pernah tergabung dalam satu tim saat memburu pentolan teroris Dr Azahari di Batu, Malang, Jawa Timur. Keduanya pun mendapat kenaikan pangkat luar biasa karena penyergapan itu.
ADVERTISEMENT