Mahasiswa Asal Kalimantan di DIY Gelar Aksi Protes Karhutla

18 September 2019 16:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mahasiswa turun ke jalan gelar aksi di Tugu Pal Putih Yogyakarta, Rabu (18/9/2019). Mereka menuntut pemerintah menghentikan monopoli tanah karena dianggap sebagai biang kebakaran hutan di Kalimantan dan Sumatera. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Mahasiswa turun ke jalan gelar aksi di Tugu Pal Putih Yogyakarta, Rabu (18/9/2019). Mereka menuntut pemerintah menghentikan monopoli tanah karena dianggap sebagai biang kebakaran hutan di Kalimantan dan Sumatera. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
Puluhan mahasiswa asal Kalimantan dan Aliansi Mahasiswa Yogyakarta turun ke jalan, mereka menggelar aksi di Tugu Pal Putih Yogyakarta, Rabu (18/9). Mereka menuntut pemerintah menghentikan monopoli tanah karena dianggap sebagai biang kebakaran hutan di Kalimantan dan Sumatera.
ADVERTISEMENT
Tovan Dwi Pratama mahasiswa asal Kuala Kapuas, Kalimantan Tengah selaku koordinator aksi mengatakan, dari hasil kajian Ikatan Keluarga Pelajar Mahasiswa (IKPM) Kalimantan, sebanyak 328.724 hektare lahan telah terbakar di Kalimantan dan Sumatera sepanjang 2019. Api tersebar di 2.862 titik dan menyebabkan 2.637 jiwa menderita ISPA.
"Negara harus bertanggung jawab, sampai sekarang di Kalimantan dan Sumatera karena korban kita hitung malam tadi sudah 2.000 ISPA dan puluhan orang sudah meninggal gara-gara itu," ujar Tovan saat berorasi.
Tovan juga menceritakan keluarganya di rumah sudah terserang ISPA akibat kabut asap kebakaran hutan. "Parah asapnya orang tua satu rumah kena ISPA," katanya.
Mahasiswa turun ke jalan gelar aksi di Tugu Pal Putih Yogyakarta, Rabu (18/9/2019). Mereka menuntut pemerintah menghentikan monopoli tanah karena dianggap sebagai biang kebakaran hutan di Kalimantan dan Sumatera. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Pihaknya mengkaji hutan dan lahan tersebut memang sengaja dibakar oleh korporasi. Sehingga sangat mengherankan apabila pemerintah menyebut kebakaran ini sebagai bencana alam.
ADVERTISEMENT
"Kita sudah mengkaji secara mendalam dan ternyata kita sadari praktik pembakaran hutan di Kalimantan dan Sumatera murni rentetan dari monopoli tanah yang itu sangat banyak sekali dampaknya. Ekspansi kelapa sawit ini sungguh sangat hebat sekali dari pemerintahan," ujarnya.
"Oleh karenanya aksi juga dari berbagai elemen kampus juga kita dari IKPM Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, Kalimantan Barat, sama kawan Riau, Jambi, dan kawan Sumatera lainnya," katanya.
Mengingat semakin parahnya dampak asap akibat karhutla, mahasiwa juga meminta pemerintah membuka posko pelayanan gratis di Kalimantan dan Sumatera. Pemerintah juga diminta tidak mempermudah izin korporasi agar karhutla tidak terjadi lagi di tahun-tahun mendatang.
"Tuntutan ke perusahaan kami menginginkan pemerintah tidak mengeluarkan izin lagi kepada korporat yang telah melanggar. Kami juga meminta pemerintah membatasi izin HGU dan lain sebagainya terkait ekspansi kelapa sawit ini dan korporasi lain. Perlu korporasi bertanggung jawab. Izin cabut korporasi tersebut," tegasnya.
ADVERTISEMENT
Dia menjelaskan dibanding 2015 penyebaran titik api pada kebakaran hutan kali ini lebih luas meski asapnya lebih parah di tahun 2015. Menurutnya kebakaran tahun 2015 tidak terekspos secara masif oleh media. Para mahasiswa ini mengaku terus akan melakukan kajian kebakaran hutan dan akan kembali menggelar aksi.
"Kajian terus dilakukan konsolidasi lagi di Hari Tani akan kita suarakan lagi," katanya.