LIPSUS, UU KEBUT SEBULAN,  mahasiswa dipukul mundur oleh polisi, demo di depan Gedung DPR

Mahasiswa Melawan dan Bersatu Mengguncang DPR

25 September 2019 6:56 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana saat mahasiswa dipukul mundur oleh polisi saat demo di depan Gedung DPR, Selasa (24/9/2019). Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana saat mahasiswa dipukul mundur oleh polisi saat demo di depan Gedung DPR, Selasa (24/9/2019). Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
ADVERTISEMENT
Gelombang unjuk rasa selama dua hari berturut-turut kali ini sudah sepatutnya dicatat dalam sejarah. Di seluruh penjuru, mahasiswa bergerak dan bersatu melawan aturan yang dinilai akan mengebiri hak-hak warga negara.
ADVERTISEMENT
Mereka tak ambil pusing berdiri di bawah terik matahari, pula water canon dan gas air mata menghujani. Mahasiswa satu suara: tolak Rancangan Undang-Undang yang merugikan rakyat.
Suasana unjuk rasa mahasiswa di depan gedung DPR, Jakarta. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Setelah aksi 'Gejayan Memanggil' sukses membuat Yogyakarta dipenuhi lautan mahasiswa, tuntutan aspirasi seperti diestafet ke Ibu Kota. Esoknya, ribuan mahasiswa dari berbagai kota berbondong-bondong ke Gedung DPR di Senayan, karena merasa mosi tidak percaya saja tak cukup membuat para wakil rakyat mengubah keputusan.
Sebanyak 15 bus yang menampung mahasiswa UPI diberangkatkan dari Bandung menuju Jakarta. Disusul massa dari Universitas Diponegoro dan Universitas Negeri Semarang yang sempat tertahan di Brebes lantaran sang sopir bus kena tilang.
Suasana saat mahasiswa dipukul mundur oleh polisi saat demo di depan Gedung DPR, Selasa (24/9/2019). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Suasana saat mahasiswa dipukul mundur oleh polisi saat demo di depan Gedung DPR, Selasa (24/9/2019). Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
Suasana saat mahasiswa dipukul mundur oleh polisi saat demo di depan Gedung DPR, Selasa (24/9/2019). Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
Tak ketinggalan, Aliansi Mahasiswa Bali juga sudah bertolak ke Jakarta sejak Senin (23/9) malam. Sejumlah mahasiswa bahkan berangkat menggunakan pesawat.
ADVERTISEMENT
Selasa (24/9), lautan mahasiswa akhirnya mengepung DPR. Seruan 'Reformasi Dikorupsi', 'Revolusi', hingga 'Hidup Mahasiswa' menggema di sudut-sudut jalan, seakan mengenang demo 21 tahun silam.
Mereka menolak pengesahan beberapa RUU kontroversial: revisi Kitab Undang-undang Hukum Pidana (RKUHP), RUU Pemasyarakatan, RUU Pertanahan, RUU Ketenagakerjaan, serta revisi UU KPK yang telah disahkan.
Suasana saat mahasiswa dipukul mundur oleh polisi saat demo di depan Gedung DPR, Selasa (24/9/2019). Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
Suasana demo mahasiswa di depan gedung DPR RI, Jakarta Pusat, pada Selasa (24/9/2019). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Sebagai bentuk protes, massa berhasil menguasai dan memblokade Tol Dalam Kota. Jalan tol tersebut dipakai mahasiswa untuk long march ke Senayan. Lalu lintas di area Semanggi dan sekitarnya sempat lumpuh.
Di waktu yang sama, mahasiswa terlibat bentrok dengan aparat di depan kompleks Gedung DPR. Mahasiswa melawan dengan melempari botol, membuat barikade, mengguncang-guncangkan pagar DPR seraya menyerukan protes.
Kondisi pagar belakang gedung DPR yang sudah dirusak mahasiswa. Foto: Paulina Herasmarindar/kumparan
Sejumlah mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Kota Medan menaiki pagar gedung saat melakukan aksi unjuk rasa di depan DPRD Sumut di Medan, Sumatera Utara, Selasa (24/9/2019). Foto: ANTARA FOTO/Septianda Perdana
Kondisi pagar belakang gedung DPR yang sudah dirusak mahasiswa. Foto: Paulina Herasmarindar/kumparan
Demi menghalau massa, polisi lalu menembakkan water canon dan gas air mata. Dua senjata itu membuat mahasiswa tunggang langgang berlarian dan mengungsi, berpencar mencari tempat berlindung.
ADVERTISEMENT
Sementara di dalam gedung, Ketua DPR Bambang Soesatyo akhirnya menggelar konferensi pers menanggapi massa aksi. Bamsoet mengatakan, pihaknya resmi menunda pengesahan RKUHP dan revisi UU Pemasyarakatan. Khusus revisi UU Pemasyarakatan, telah ditunda pengesahannya dalam rapat paripurna Selasa (24/9) ini.
Polisi tembakkan gas air mata ke depan BPK. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
"Untuk menurunkan tensi dan memenuhi keinginan aspirasi publik dan usulan presiden, maka 2 UU (RKUHP dan revisi UU Pemasyarakatan) sudah diputuskan ditunda. Penundaan itu juga harus sejalan dengan tata cara dan prosedur yang ada di parlemen. Seluruh fraksi-fraksi memahami tuntutan mahasiswa dan keinginan presiden, maka kita tunda," ujar Bamsoet.
"Saya ucapkan di sini agar adik-adik mahasiswa bisa paham bahwa apa yang kami lakukan di sini adalah mendengar aspirasi di luar sana. Kami menunda tidak saja atas usul pemerintah, tapi juga atas aspirasi dari adik-adik mahasiswa," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Meski begitu, Bamsoet memastikan DPR tak bisa membatalkan Revisi UU KPK yang kadung disahkan. "Terkait UU KPK karena prosesnya sudah selesai antara pemerintah dan DPR, maka selanjutnya adalah proses di mana kita menunggu penomoran UU tersebut," tutupnya.
Bamsoet sempat berjanji akan menemui massa aksi. Namun, Bamsoet malah ikut terkena gas air mata saat berusaha keluar dari gedung, dan langsung dibawa ke ruang Pamdal DPR.
"Menurut laporan aparat, mahasiswa sudah mulai anarkis, berusaha menjebol pagar, maka diambil langkah preventif oleh pihak keamanan untuk membubarkan massa dengan gas air mata dan itu dimungkinkan sesuai dengan protap," kata Bamsoet.
Polisi berusaha membubarkan mahasiswa dengantembakan gas air mata di depan Gedung DPR, Selasa (24/9/2019). Foto: REUTERS/Willy Kurniawan
Malam Kian Ricuh
Mahasiswa masih ada yang bertahan di DPR dan memblokade jalan. Gesekan dengan polisi kembali terjadi. Water canon hingga gas air mata kembali ditembakkan.
ADVERTISEMENT
Tak bisa melalui pintu depan yang di arah Slipi, mereka mulai merengsek masuk melalui pintu belakang gedung DPR, di Jalan Asia Afrika.
Bentrok antara mahasiswa dengan polisi di Tol Dalam Kota arah Slipi. Foto: Raga Imam/kumparan
Bentrok antara mahasiswa dengan polisi di Tol Dalam Kota arah Slipi. Foto: Raga Imam/kumparan
Tak lama kemudian, pagar DPR roboh. Massa yang berusaha merengsek masuk ke dalam gedung DPR langsung dihalangi petugas kepolisian yang berpakaian lengkap. Gas air mata kembali ditembakkan.
Setelah menyuarakan aspirasinya, sebagian besar mahasiswa lalu memilih pulang. Namun, masih ada yang bertahan di jalan dan mencoba melawan aparat.
Di waktu bersamaan, terdapat massa tanpa balutan almamater yang bergabung di tengah kericuhan. Gesekan semakin tak terhindari.
Massa mahasiswa mulai merangsek masuk jalan tol arah Slipi. Foto: Maulana Ramadhan/kumparan
Massa mahasiswa mulai merangsek masuk jalan tol arah Slipi. Foto: Maulana Ramadhan/kumparan
Sejumlah fasilitas pun dirusak oleh massa diduga mahasiswa. Massa merusak gerbang tol Senayan di dekat gedung DPR, yang menghubungkan Semanggi ke arah Slipi. Ada pula bus milik TNI yang juga dibakar orang tak dikenal.
ADVERTISEMENT
Rabu pukul 01.00 WIB, Kapolda Metro Jaya Irjen Gatot Eddy Pramono memastikan situasi di sekitar gedung DPR berangsur kondusif. Jalan Gatot Subroto kembali dibuka.
Pasukan Marinir saat negosiasi dengan warga. Foto: Andreas Ricky Febrian/kumparan
Bahkan sejumlah pasukan Marinir TNI AL pun turun tangan. Kedatangan korps baret ungu ini membuat massa menyudahi pelemparan batu.
Pukul 03.00 WIB, seluruh area steril dan kondusif. Puluhan mahasiswa yang terluka dan kelelahan sedari siang sudah dilarikan ke RSPP.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten