Mahasiswa Papua Nilai Kunjungan Kapolri dan Panglima Tak Menyentuh

14 September 2019 1:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Panglima TNI dan Kapolri tinjau Latihan PPRC Divisi 2 Kostrad, di Lanud Silas Pare-Pare, Sentani, Papua. Foto: Reki Febrian/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Panglima TNI dan Kapolri tinjau Latihan PPRC Divisi 2 Kostrad, di Lanud Silas Pare-Pare, Sentani, Papua. Foto: Reki Febrian/kumparan
ADVERTISEMENT
Belasan mahasiswa asal Papua yang menimba ilmu di Pulau Jawa mengunjungi rumah almarhum Presiden keempat RI Abdurrahman Wahid alias Gus Dur di Ciganjur, Jakarta Selatan, Jumat (13/9). Dalam kesempatan itu, perwakilan mahasiswa Papua Agustinus Kabuaya menilai kunjungan Kapolri dan Panglima TNI selama sepekan ke Papua gagal.
ADVERTISEMENT
Pasalnya, dialog yang dilakukan saat itu tak banyak melibatkan warga sehingga kunjungan itu tak menyentuh warga Papua.
“Dialog itu baik, tapi tidak menyentuh karena pemerintah dan pemerintah kalau ada unsur Muspida itu tidak menyentuh akar,” kata Agustinus Kabuaya, perwakilan mahasiswa Papua yang berdialog di kediaman Gus Dur, Ciganjur, Jakarta Selatan, Jumat (13/9).
Menurut Agustinus, seharusnya dialog yang dilakukan pada saat itu bisa masuk ke semua lini, bukan hanya melibatkan tokoh-tokoh masyarakat saja.
“Ada yang mati ada yang masuk rumah sakit, kalu ada kelompok resisten dan kita harus berani masuk situ semuanya, tidak hanya tokoh saja, saya kira trigger akar itu bisa,” ujarnya.
Yenny Wahid bersama Mahasiwa Papua dari beberapa kota. Foto: Andreas Ricky Febrian/kumparan
Sementara itu, Yenny Wahid mengatakan dialog yang dilakukan harus memberikan solusi serta menjadi ajang mendengar aspirasi dari warga Papua.
ADVERTISEMENT
“Intinya kami dengarkan aspirasi, jadi suara mereka harus didengar kalau mau ada penyelesaian substansial itu harus dialog, harus setara dan ketulusan dan dilandasi keinginan dan solusi. Tidak bisa kosmetik saja,” pungkas Yenny.