Mahathir Akan Dilantik Jadi PM Malaysia, Pemimpin Tertua di Dunia

10 Mei 2018 9:04 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mahathir Mohamad menangkan pemilu Malaysia. (Foto: REUTERS/Lai Seng Sin)
zoom-in-whitePerbesar
Mahathir Mohamad menangkan pemilu Malaysia. (Foto: REUTERS/Lai Seng Sin)
ADVERTISEMENT
Kubu oposisi Pakatan Harapan (PH) pimpinan Mahathir Mohamad secara mengejutkan memenangkan pemilu Malaysia. Untuk pertama kalinya selama lebih dari enam dekade, koalisi berkuasa Barisan Nasional (BN) bertekut lutut dalam pemilu.
ADVERTISEMENT
Diberitakan Reuters, Mahathir akan diambil sumpahnya sebagai Perdana Menteri Malaysia pada Kamis (10/5), sekaligus menjadi pemimpin tertua di dunia di usianya yang ke 92 tahun. Sultan Malaysia akan menandatangani surat penunjukan Mahathir sebagai PM Malaysia dan keduanya akan bertemu hari ini.
Rekor pemimpin tertua dunia sebelumnya dipegang oleh PM India Morarji Ranchhodji Desai yang meninggal dunia di usia 99 tahun pada 1995.
Ditanya soal bagaimana dirinya menjaga kondisi tubuh di usia senja, Mahathir dalam wawancara Januari lalu mengatakan dia punya rutinitas berolahraga, termasuk berjalan kaki, angkat beban, bersepeda, dan berkuda. Selain itu, dia juga gemar membaca dan menulis.
"Membaca dan menulislah. Latih otakmu," kata dia dalam wawancara itu.
Mahathir Mohamad menangkan pemilu Malaysia. (Foto: REUTERS/Lai Seng Sin)
zoom-in-whitePerbesar
Mahathir Mohamad menangkan pemilu Malaysia. (Foto: REUTERS/Lai Seng Sin)
Kubu Mahathir memenangkan 113 dari 222 kursi di parlemen. Sementara koalisi BN pimpinan petahana Najib Razak hanya mendapatkan 79 kursi.
ADVERTISEMENT
Nama Mahathir akrab di peta perpolitikan Malaysia. Dia pernah menjadi PM terlama negara itu, memimpin dari 1981 hingga 2003. Mahathir dipuji akibat pertumbuhan ekonomi Malaysia, namun juga dicerca atas kepemimpinannya yang otoriter, memberangus oposisi, pengadilan, dan jurnalis.
Secara resmi dia telah menyatakan pensiun, namun kembali muncul pada 2015 dengan kritikan keras terhadap Najib. Mahathir menuding Najib memimpin pemerintahan kleptokrasi dengan megakorupsi 1MDB yang merugikan negara hingga miliaran dolar AS, diselidiki oleh enam negara termasuk Amerika Serikat.
Pada 2018, dia menyatakan masuk kubu oposisi bahkan berbaikan dengan Anwar Ibrahim, mantan wakil PM-nya yang sempat berseteru. Mahathir menyatakan akan menguatkan posisi politiknya bersama Anwar Ibrahim untuk menggulingkan Najib. Mahathir juga mendesak pembebasan Anwar yang divonis lima tahun penjara karena sodomi.
ADVERTISEMENT
Menjadi PM, Mahathir berjanji dalam 100 hari kepemimpinannya untuk membatalkan pajak barang dan jasa yang diterapkan Najib dan meninjau investasi asing. Dia juga berjanji akan menyelidiki korupsi 1MDB yang diduga digawangi Najib.
"Kami tidak ingin balas dendam, kami hanya ingin menegakkan hukum. Jika seseorang melanggar hukum, termasuk jurnalis sekalipun, mereka akan diadili," kata Mahathir ketika ditanya apakah Najib akan diselidiki.
Belum ada pernyataan dari Najib sejak partainya kalah pemilu.