news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Mahathir Kecewa Terhadap Aung San Suu Kyi terkait Rohingya

2 Oktober 2018 3:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad, memberi hormat di upacara pembukaan parlemen di Kuala Lumpur pada 17 Juli 2018. (Foto: AFP PHOTO / Mohd Rasfan)
zoom-in-whitePerbesar
Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad, memberi hormat di upacara pembukaan parlemen di Kuala Lumpur pada 17 Juli 2018. (Foto: AFP PHOTO / Mohd Rasfan)
ADVERTISEMENT
Malaysia tidak lagi memberikan dukungan terhadap pemimpin Myanmar, Aung San Suu Kyi terkait kebijakanya dalam mengawasi konflik di Rohingya. Menurut Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad, Suu Kyi telah menjadi orang yang berbeda. Mahathir juga telah kehilangan kepercayaan atas Suu Kyi.
ADVERTISEMENT
"Dia (Suu Kyi) tidak mengatakan apapun, terutama perlawananya terhadap aksi Militer Myanmar kepada Rohingya. Dengan tegas kami menyatakan, kami tidak mendukungnya lagi," ucap Mahathir saat di wawancarai oleh media, Sabtu (29/9), di sela-sela sidang umum PBB, dikutip dari straitstimes.com pada Selasa (2/10).
Rohingya Tembus Kegelapan dan Sungai Berlumpur (Foto: Reuters/Hannah McKay )
zoom-in-whitePerbesar
Rohingya Tembus Kegelapan dan Sungai Berlumpur (Foto: Reuters/Hannah McKay )
Mahathir menambahkan, ketika Suu Kyi menjadi tahanan rumah, Malaysia berkampanye untuk membebaskanya. Namun ketika Mahathir menyuratinya, ia sangat kecewa karena tidak mendapatkan satu pun balasan.
"Kami telah protes kepada negara-negara dunia, tentang perlakuan di Rohingya. Faktanya, kami menerima banyak sekali orang Rohingya di negara kami," ucapnya.
Mahathir datang ke Sidang Umum PBB pada Jumat (28/9), dengan membawa isu keadaan buruk yang menimpa minoritas muslim di Rohingya, sehingga sebagian besar dari mereka terpaksa menyingkir ke Bangladesh. Ia mengkritisi otoritas Myanmar dan Suu Kyi, yang menepis kabar pembunuhan massal di Rohingya, pembakaran rumah, yang menyebabkan ratusan orang Rohingya terpaksa menjadi pengungsi. Mahathir juga mempertanyakan, kenapa kebanyakan negara dunia memilih diam melihat pembantaian tersebut.
ADVERTISEMENT
Beberapa negara juga mengkritis sikap Suu Kyi. Beberapa menuntut untuk mencabut hadiah nobel perdamaian yang pernah diterima Suu Kyi pada tahun 1996. Sementara itu, Kanada bahkan mencoret Suu Kyi sebagai warga kehormatan Kanada.