Mahathir Minta AS Tak Kirim Kapal Perang ke Perairan ASEAN

15 November 2018 17:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
PM Malaysia Mahathir Mohamad dan Wakil Presiden AS Mike Pence disela pertemuan ASEAN di Singapura (Foto: AFP/Roslan Rahman)
zoom-in-whitePerbesar
PM Malaysia Mahathir Mohamad dan Wakil Presiden AS Mike Pence disela pertemuan ASEAN di Singapura (Foto: AFP/Roslan Rahman)
ADVERTISEMENT
Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad meminta Amerika Serikat tidak mengerahkan kapal perangnya ke perairan ASEAN.
ADVERTISEMENT
Menurut Mahathir demi mencegah terjadinya hal yang tidak diinginkan AS lebih baik mengirimkan kapal patroli berukuran kecil.
"Jika strategi AS tidak menyertakan pengiriman Armada Ketujuh (Seventh Fleet) maka kami menyambut baik itu," sebut Mahathir dalam pertemuan ASEAN di Singapura, Kamis (15/11).
Pernyataan Mahathir tersebut dilontarkan menanggapi pertanyaan mengenai apa yang perlu ASEAN harapkan dari strategi AS di kawasan Indo-Pasifik yang mencakup Asia Tenggara.
Ilustrasi Kapal Perang AS (Foto: STR / AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Kapal Perang AS (Foto: STR / AFP)
Dalam pandangan pemimpin tertua di dunia itu wilayah perairan ASEAN harusnya bebas dari kapal perang besar. Bila kapal perang besar ada di perairan Asia Tenggara, Mahathir yakin stabilitas kawasan akan terganggu.
"Yang saat ini diperlukan adalah kapal patroli kecil yang bisa menangani masalah pembajakan. Kapal perang besar bisa menimbulkan insiden yang dapat meningkatkan tensi (di kawasan)," sambungnya.
ADVERTISEMENT
"Kami mengerti soal keamanan, jadi yang dibutuhkan untuk menjaga dan memperbaiki keamanan adalah kapal patroli yang sederhana," kata dia.
Selain itu, Mahathir mengatakan saat bertemu Wakil Presiden AS Mike Pence mereka menyinggung persoalan Laut China Selatan.
Perairan itu merupakan pusat masalah antara beberapa negara anggota ASEAN dan China. Dijelaskan Mahathir, Pence setuju mendukung terciptanya stabilitas di perairan tersebut.
"Kami sepakat untuk tak adanya peningkatan tensi di Laut China Selatan, itu juga berarti tak boleh ada kapal perang dan mengizinkan kebebasan navigasi di Laut China Selatan, dan kebebasan terbang di Laut China Selatan tak boleh diintervensi," pungkas dia.