Mahfud MD soal Papua: Ada Benih Separatis yang Ditinggalkan Penjajah

3 Oktober 2019 18:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mahfud MD bersama Gerakan Suluh Kebangsaaan melakukan konfrensi pres terkait isu di Papua, di Jl Imam Bonjol, Jakarta, Kamis (3/10/2019). Foto: Irfan Adi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Mahfud MD bersama Gerakan Suluh Kebangsaaan melakukan konfrensi pres terkait isu di Papua, di Jl Imam Bonjol, Jakarta, Kamis (3/10/2019). Foto: Irfan Adi/kumparan
ADVERTISEMENT
Gerakan Suluh Kebangsaan (GSK) yang dipimpin oleh Mahfud MD bertemu dengan Wakil Presiden ke-6 RI Try Sutrisno. Dalam pertemuan yang dilakukan secara tertutup ini, kedua pihak membahas soal konflik Papua yang belakangan tengah memanas.
ADVERTISEMENT
Mahfud mengatakan, di Papua, ada benih-benih separatis yang ditinggalkan oleh Belanda pada masa penjajahan dulu. Sehingga, dia meminta agar penyelesaian Papua harus dilakukan secara bijak dengan merekatkan ideologi negara.
"Menyelesaikan (konflik -Red) Papua harus bijak, karena memang di Papua itu ada ada benih-benih separatis, yang ditinggalkan oleh penjajah Belanda dulu, yang selalu berusaha menggerogoti kesetiaan nasional saudara kita di Papua," kata Mahfud di Wisma Kemhan, Jakarta, Kamis (3/10).
"Mengapa? Karena banyak bangsa-bangsa dari negara lain yang sebenarnya mengincar Papua. Sehingga di sana selalu ada yang mempengaruhi, adanya gerakan separatis," lanjutnya.
Padahal, kata dia, masyarakat Papua kebanyakan masih memiliki rasa nasionalisme yang tinggi untuk Indonesia. Menurutnya, kelompok separatis yang ada di belakangnya kemudian membuat situasi di Papua terus memanas yang sekarang menjurus ke arah konflik horizontal.
ADVERTISEMENT
"Pada umumnya atau hampir seluruh rakyat Papua itu masih mempunyai kesetiaan nasional yang tinggi terhadap bangsa kita, terhadap Indonesia. Sehingga yang ada sekarang itu separatis, memang sekarang agak mengkhawatirkan sedikit karena sudah mulai ke arah konflik horizontal," katanya.
"Separatis dulu berhadapan dengan negara dalam konflik vertikal, sekarang agak fundamental sehingga kita harus bisa menjaganya. Guncangan kata Pak Try Sutrisno biasa terus menerus datang sejak dulu, tapi harus diingat bahwa menyelesaikan masalah-masalah di Papua harus dalam koridor," tambahnya.
Terbaru, kerusuhan terjadi di Wamena, Jayawijaya, Papua. Di sana ada aksi unjuk rasa yang berujung kerusuhan.
Kerusuhan menewaskan 30 orang dan korban luka 76 orang.
Sementara itu, bangunan dan kendaraan yang dibakar demonstran adalah 234 mobil, 150 motor, 465 ruko, dan 165 rumah.
ADVERTISEMENT
Selain itu, peristiwa ini menyebabkan sejumlah warga eksodus karena menilai Wamena tak kondusif lagi.