Mangrove Volunteers Day, Usaha Kurangi Kerusakan Hutan Bakau

15 Agustus 2019 14:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mangrove Volunteers Day di Taman Wisata Alam Angke Kapuk, Jakarta Utara, Kamis (15/8). Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Mangrove Volunteers Day di Taman Wisata Alam Angke Kapuk, Jakarta Utara, Kamis (15/8). Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kepedulian terhadap hutan bakau atau mangrove masih memerlukan perhatian yang besar dari semua pihak. Sebab ekosistem tanaman yang dapat menahan abrasi ini tergerus 3 hingga 5 kali lebih luas dibanding kerusakan hutan secara global.
ADVERTISEMENT
Direktur Eksekutif Yayasan Konservatif Alam Indonesia (YKAN), Rizal Algamar, mengatakan dalam tiga dekade atau 30 tahun terakhir, luas hutan mangrove di Indonesia berkurang hingga 50 persen.
“Di Indonesia 3 dekade terakhir lebih dari 50 persen hutan mangrove hilang. Sebagian besar akibat konversi lahan dan pembangunan,” kata Rizal dalam acara Mangrove Volunteers Day di Taman Wisata Alam Angke Kapuk, Jakarta Utara, Kamis (15/8). Kegiatan yang juga menjadi peringatan hari mangrove sedunia itu diwarnai dengan penanaman 1.000 bibit mangrove di kawasan Taman Wisata Alam Angke Kapuk, Jakarta.
Menurut Rizal, kondisi tersebut membuat Indonesia menjadi negara dengan kerusakan hutan bakau tercepat di dunia. Meskipun Indonesia masih menjadi negara dengan hutan mangrove terluas di dunia.
ADVERTISEMENT
Untuk itu, Rizal menilai restorasi hutan bakau mendesak dilakukan agar mencegah terjadinya abrasi. Apalagi, banyak aset nasional yang berdekatan dengan laut seperti bandara.
Suasana penanaman mangrove dalam acara Mangrove Volunteers Day di Taman Wisata Alam Angke Kapuk, Jakarta Utara, Kamis (15/8). Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan
“Kelompok hutan Angke Kapuk menjadi benteng pertahanan untuk melindungi aset-aset vital nasional seperti di samping kita ada jalan tol. Tidak jauh dari sini ada bandara internasional (Soekarno-Hatta)," ujar Rizal.
"Kalau hutan mangrove ini hilang, abrasi akan terus berjalan dengan laju kecepatan yang tinggi. Sehingga perlu kita lakukan restorasi hutan mangrove di sekitar wilayah ini,” imbuhnya.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Bina Pengelolaan Ekosistem Esensial Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Tandia Cahyana, mengatakan kualitas hutan bakau di Jakarta menurun.
Penurunan kualitas itu, kata Tandia, lantaran hutan bakau tercemar oleh limbah industri dan rumah tangga yang berasal dari hulu sungai.
ADVERTISEMENT
“Tingginya kandungan pencemaran ini telah mempercepat kerusakan hutan mangrove di kawasan Muara Angke. Yang kelihatan kasat mata adalah munculnya sampah-sampah yang menjadi perhatian kita semua,” kata Tandia.
Direktur Eksekutif Yayasan Konservatif Alam Indonesia (YKAN) Rizal Algamar dalam acara Mangrove Volunteers Day di Taman Wisata Alam Angke Kapuk, Jakarta Utara, Kamis (15/8). Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan
Padahal menurutnya, hutan mangrove menjadi salah satu lahan hijau yang tersisa di Jakarta. Berkurangnya hutan mangrove juga membuat ibu kota rentan mengalami kenaikan muka air laut hingga banjir rob.
“Oleh karena itu diperlukan aksi nyata perbaikan lingkungan untuk kondisi ekologis agar kerusakan bisa dikurangi dan diminimalisasi. Dan ini sudah terbukti kita sudah memulainya,” kata Tandia.
Acara Mangrove Volunteers Day digelar YKAN bekerjasama dengan KLHK dan didukung oleh empat perusahaan swasta yang tergabung dalam Mangrove Ecosystem Restoration Alliance (MERA) yaitu Djarum Foundation, Chevron, APP dan Indofood.
ADVERTISEMENT
Ada 500 orang ikut serta acara tersebut, termasuk ambassador YKAN yaitu artis Richard Kyle dan personil band Wolftank yaitu Tyo Nugros, Aryo Wahab, Noey 'Java Jive', dan Kin 'The Fly'.
Pemberian penghargaan kepada anggota MERA dalam acara Mangrove Volunteers Day di Taman Wisata Alam Angke Kapuk, Jakarta Utara, Kamis (15/8). Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan