Mantan Mata-mata Rusia Diracun dengan Novichok, Apa Itu?

13 Maret 2018 18:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sergei Skripal. (Foto: AFP/Kommersant Photo/Yuri Senatorov)
zoom-in-whitePerbesar
Sergei Skripal. (Foto: AFP/Kommersant Photo/Yuri Senatorov)
ADVERTISEMENT
Perdana Menteri Inggris Theresa May melaporkan kepolisian telah mengidentifikasi racun yang digunakan melumpuhkan mantan mata-mata Rusia, Sergei Skripal, dan putrinya, Yulia. Racun itu bernama Novichok, agen syaraf kelas militer yang luar biasa mematikan.
ADVERTISEMENT
Hal ini disampaikan May dalam laporannya kepada parlemen pada Senin (13/3). Dia juga mengatakan, bahwa racun itu kemungkinan besar digunakan oleh Rusia untuk mencoba membunuh Skripal. Menurut May, tindakan itu "keji".
May melanjutkan, kepolisian Inggris mengatakan bahwa racun di tubuh Skripal adalah Novichok yang dikembangkan militer Uni Soviet antara 1970-1980-an.
Skripal, agen mata-mata Rusia yang membelot dan dianggap pengkhianat negara, ditemukan tidak sadarkan diri di bangku mal kota Salisbury pada 4 Maret lalu. Kondisinya kritis, dan lebih dari 20 orang yang berada dekat Skripal kala itu juga menjalani perawatan karena terpapar racun yang sama.
Lantas, apa itu Novichok?
Menurut ahli farmasi di University of Reading, Professor Gary Stephens, seperti dikutip Reuters, Novichok lima hingga 10 kali lebih mematikan ketimbang VX atau gas Sarin. VX digunakan untuk membunuh abang Kim Jong-un di Malaysia, sementara Sarin digunakan rezim Bashar al-Assad membunuh ribuan rakyat Suriah.
Sergei Skripal. (Foto: AFP/Kommersant Photo/Yuri Senatorov)
zoom-in-whitePerbesar
Sergei Skripal. (Foto: AFP/Kommersant Photo/Yuri Senatorov)
Stephens mengatakan, Novichok bekerja dengan memperlambat denyut jantung dan menutup jalur pernafasan, menyebabkan seseorang tewas akibat sesak.
ADVERTISEMENT
Novichok artinya "pendatang baru", bagian dari pengembangan berbagai racun syaraf di era Soviet. Komposisi Novichok sedikit berbeda dibanding sarin dan VX. Bahan peraciknya dirahasiakan oleh Rusia, bahkan tidak didaftarkan di Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW).
Menurut ahli senjata kimia Amerika Serikat, Amy Smithson, bahan pembuat Novichok adalah agrokimia. Inilah sebabnya racun ini bisa dengan mudah diselundupkan karena bisa dilabeli dalam perdagangan sebagai alat pertanian.
"Salah satu alasan utama racun ini bisa dikembangkan karena komponen pembuatnya tidak masuk daftar larang," kata Stephens, membenarkan pernyataan Smithson.
Senjata kimia dilarang berdasarkan Konvensi Senjata Kimia 1997 yang juga ditandatangani oleh Rusia. Kasus peracunan Skripal akan dibahas dalam rapat tertutup OPCW di Belanda pekan ini.
ADVERTISEMENT