Mantan Pejudi yang Kini Penyelamat Penyu Pernah Digerebek Satpol PP

4 April 2018 17:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Konservasi penyu di Pantai Saba Gianyar Bali (Foto: Cisilia Agustina Siahaan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Konservasi penyu di Pantai Saba Gianyar Bali (Foto: Cisilia Agustina Siahaan/kumparan)
ADVERTISEMENT
Nelayan asal Gianyar, Bali, I Made Kikik, memutuskan menjadi penyelamat penyu dan mendirikan Kelompok Konservasi Penyu Saba Asri. Kikik yang sebelumnya kerap mabuk-mabukan dan hobi berjudi, kini sudah meninggalkan kebiasaan buruk lamanya itu.
ADVERTISEMENT
Butuh waktu hampir satu tahun bagi Kikik bolak-balik ke Turtle Conservation and Education Center (TCEC) /Pusat Konservasi dan Pendidikan Penyu di Serangan, Denpasar, untuk belajar konservasi tukik atau anak penyu. Hingga akhirnya pada tahun 2008 ia memutuskan melakukan konservasi sendiri di rumahnya di kawasan Saba, Gianyar, Bali.
Walaupun begitu ternyata memiliki niat baik tak cukup. Karena apa yang dilakukan Made Kikik ternyata menyalahi prosedur konservasi. Kikik mengaku, sebelum berada di lokasi konservasi saat ini, ia melakukan konservasi di rumahnya yang tidak berada di area pantai.
Konservasi penyu di Pantai Saba Gianyar Bali (Foto: Cisilia Agustina Siahaan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Konservasi penyu di Pantai Saba Gianyar Bali (Foto: Cisilia Agustina Siahaan/kumparan)
Saat itu, pada tahun 2014 rumahnya digerebek oleh Satpol PP, Dinas Perikanan, dan BKSDA Bali karena melihat pemberitaan tentang Made saat melepaskan tukik. Saat itu dijelaskan bahwa konservasi tidak bisa dilakukan di rumahnya. Karena itu Bupati Gianyar saat itu AA Gede Agung Bharata, memberikan lahan untuk digunakan sebagai area konservasi.
ADVERTISEMENT
"Besoknya rumah kami diserbu oleh Satpol PP, Dinas Perikanan, dan BKSDA karena enggak boleh dilakukan di rumah. Akhirnya oleh Bupati saat itu pindah ke sini dan dikasih dana awal Rp 50 juta untuk Balai ini saja," ujarnya kepada kumparan (kumparan.com) sambil menunjuk salah satu balai, Rabu (4/4).
Kemudian pada tahun 2016 ia mulai meminta bantuan ke berbagai yayasan. Bantuan mulai berdatangan, seperti Bali Zoo yang menyumbang pembuatan pagar, dan Indonesia Power yang memberikan tempat untuk penetasan telur penyu.
"Kami tidak minta uang, tapi bantuan langsung untuk fisik. Seperti Bali Zoo untuk pagar tembok, dari Indonesia Power memberikan tempat penetasan. Dan yayasan lainnya," ujar Kikik.
Saat ini Kikik masih kekurangan dana untuk biaya konservasi penyu-penyu yang ia selamatkan sebelum kembali dilepasliarkan. Sebagai gambaran, Kikik membutuhkan 1 kg udang untuk pakan penyu berusia sebulan sebanyak 50 ekor. Setiap harinya, penyu-penyu tersebut harus makan dua kali yakni pagi dan sore. Saat ini Kikik memiliki 6 bak untuk menampung penyu-penyu sesuai usianya.
ADVERTISEMENT
Untuk membantu Kikik dan konservasi penyunya, Bali Zoo menggalang donasi online melalui kitabisa.com. Anda dapat menyalurkan bantuan di sini atau dalam tautan berikut: