news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Marsinah dan Wiji Thukul ikut Dikenang saat Demo Buruh di Balai Kota

10 November 2017 14:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Buruh mengheningkan cipta untuk Marsinah  (Foto: Andreas Ricky Febrian/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Buruh mengheningkan cipta untuk Marsinah (Foto: Andreas Ricky Febrian/kumparan)
ADVERTISEMENT
Demo buruh yang digelar oleh satuan aksi massa yang didominasi oleh FSPMI dan FSPASI, juga bertepatan dengan Hari Pahlawan, yang jatuh pada tanggal 10 November ini.
ADVERTISEMENT
Pantauan kumparan (kumparan.com), Jumat (10/11), usai menunaikan salat Jumat dan beristirahat, para buruh menundukkan kepala, untuk mengenang tokoh pejuang nasib buruh, yakni Marsinah dan Wiji Thukul.
"Hari ini hari pahlawan, untuk itu kita harus mengenangkan dua pahlawan kita, yang telah berjuang mendahului kita demi kesejahteraan buruh, Marsinah, dan Wiji Thukul. Semoga mereka mendapat pahala yang berlimpah di surga," seru kordinator aksi, Tuwarno, kepada massa aksi dari atas mobil komando.
Massa demo buruh Salat Jumat.  (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Massa demo buruh Salat Jumat. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
Setelah itu, massa buruh langsung menundukkan kepalanya selama beberapa saat, untuk mengheningkan cipta, mengenang perjuangan yang pernah dilakukan Marsinah dan Wiji Thukul semasa hidup.
Marsinah sendiri memang dikenal sebagai seorang wanita, tokoh yang memperjuangkan nasib buruh pada masanya. Pada 8 Mei 1993, di hutan Wilangan, Nganjuk, Jawa Timur, setelah menuntut kenaikan upah buruh dari Rp 1.700 menjadi Rp 2.250.
ADVERTISEMENT
Sedangkan Wiji Thukul merupakan sastrawan yang memiliki keberpihakan terhadap kaum buruh. Namun Wiji Thukul dinyatakan hilang sejak 27 Juli 1998. Hingga saat ini keberadaan tokoh pergerakan buruh tersebut tidak diketahui.
Hari ini para buruh kembali melakukan aksi agar gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, mau menaikkan UMP menjadi Rp 3,9 juta meski beberapa waktu lalu sempat dinaikkan menjadi Rp 3,6 juta. Mereka menganggap, UMP DKI tersebut lebih rendah dari UMP Karawang yang menyentuh angka Rp 4 juta.
Rencananya usai berorasi di Balai Kota, mereka akan Longmarch ke depan Istana Negara, menuntut Presiden Jokowi menurunkan tarif listrik dan harga BBM, serta mempertegas jaminan kesehatan yang dicanangkan pemerintah.