Ma'ruf Amin: Saya Kiai Tapi Punya Perhatian Khusus ke Masalah Ekonomi

8 Februari 2019 15:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ma'ruf Amin di acara bedah buku "Keadilan, Keumatan, Kedaulatan", "The Ma'ruf Amin way" di Padang, Sumbar. Foto: Dok. Tim Media Ma'ruf Amin
zoom-in-whitePerbesar
Ma'ruf Amin di acara bedah buku "Keadilan, Keumatan, Kedaulatan", "The Ma'ruf Amin way" di Padang, Sumbar. Foto: Dok. Tim Media Ma'ruf Amin
ADVERTISEMENT
Cawapres nomor urut 01 Ma'ruf Amin memberikan secara simbolis buku The Ma'ruf Amin Way kepada sejumlah tokoh di Padang, Sumatera Barat. Ma'ruf juga mengalungkan sorban kepada para tokoh itu. Mulai dari putri Bung Hatta, Gemala Hatta; Rektor Universitas Baiturahmah, Musliar Kasim, hingga Rektor Universitas Andalas Tafdil Husni.
ADVERTISEMENT
Dalam kesempatan itu, Ma'ruf mengatakan, ia hanya seorang ulama dan bukan ahli ekonomi. Namun, ia memberikan perhatian lebih terhadap masalah ekonomi, khususnya ekonomi syariah.
"Saya kiai, ahlinya syariah. Tapi, memang saya punya perhatian khusus terhadap masalah ekonomi," kata Ma'ruf di Padang, Sumatera Barat, Jumat (8/2).
Ma'ruf Amin di acara bedah buku "Keadilan, Keumatan, Kedaulatan", "The Ma'ruf Amin way" di Padang, Sumbar. Foto: Dok. Tim Media Ma'ruf Amin
Melalui ekonomi syariah, Ma'ruf ingin menjaga umat dari kegiatan ekonomi yang tak sesuai ajaran agama. Menurutnya, sistem ekonomi syariah sudah berjalan di Indonesia. Terutama bank syariah, asuransi, pasar modal, hingga sukuk atau obligasi syariah.
"Bahkan soal sukuk ini kita menjadi yang mengeluarkan produk sukuk terbesar di dunia. Sudah menyumbangkan untuk APBN kurang lebih Rp 900 triliun," katanya.
Ma'ruf bersyukur mulai banyak bank-bank di daerah yang mengonversi sistem perbankan dari konvensial ke syariah. "Saya dengar juga Bank Nagari Sumbar akan menjadi syariah," imbuh Ma'ruf.
Ilustrasi Pertumbuhan Ekonomi Foto: Ingram Publishing/Thinkstock
Ma'ruf juga mendorong pengembangan sistem halal di Indonesia. Dia meminta masyarakat tak perlu khawatir karena sudah ada Undang-undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal.
ADVERTISEMENT
"Semula halal ini bersifat sukarela, tapi setelah keluarnya UU itu, maka sistem halal di Indonesia bukan lagi sukarela tapi wajib," ungkap Ma'ruf.
Ilustrasi produk halal. Foto: Munady
Saat ini, ujar Ma'ruf, pengembangan industri halal tak hanya untuk pasar dalam negeri namun juga berorientasi impor dan bisnis global.
"Kita akan mengembangkan kawasan industri halal, dan membangun halal port sehingga tidak terkontaminasi nonhalal," katanya.
Buku The Ma'ruf Amin Way
Buku berjudul 'The Ma'ruf Amin Way' merupakan kumpulan gagasan tentang isu arus baru ekonomi Indonesia. Ide ini berangkat dari keprihatinannya terhadap kondisi perekonomian Indonesia sejak orde baru. "
Seperti ditulis di buku ini, saya prihatin kondisi perekonomian nasional waktu itu. Karena itu saya mengeluarkan isu arus baru ekonomi Indonesia," jelas Ma'ruf.
ADVERTISEMENT
Menurut dia, arus lama ekonomi yang menggunakan trickle down effect harus diganti dengan bottom up economic development. Sistem trickle down effect awalnya diharapkan dapat memberikan efek terhadap kegiatan ekonomi di bawah. Namun, dalam kenyataannya tidak terjadi.
Ma'ruf Amin di acara bedah buku "Keadilan, Keumatan, Kedaulatan", "The Ma'ruf Amin way" di Padang, Sumbar. Foto: Dok. Tim Media Ma'ruf Amin
Justru yang terjadi muncul konglomerat dan pembangunan ekonomi yang tak pro rakyat kecil. Akibatnya, terjadi kesenjangan perekonomian. "Jadi tidak menetes ke bawah. Yang bawah semakin lemah, yang di atas semakin kuat sehingga melahirkan disparitas," ungkapnya.
Oleh karena itu, Ma'ruf Amin ingin arus baru ekonomi Indonesia membalik sistem ekonomi dengan bottom up economic development atau membangun dari bawah ke atas.
Ilustrasi pertumbuhan ekonomi Foto: ANTARA FOTO/ Dhemas Reviyanto
Menurut dia, ini bukan sistem baru. Namun, sudah ada dalam amanat UUD 1945 yang mengatur soal ekonomi kerakyatan. Bahkan, ujar Ma'ruf, ide ekonomi kerakyatan itu juga sudah dilontarkan tokoh dari Sumatera Barat yang juga Proklamator Kemerdekaan RI Bung Hatta.
ADVERTISEMENT
"Saya sering menyebutkan ekonomi keumatan. Ya, umat bagian terbesar bangsa. Kalau umat lemah, bangsa juga demikian, umat kuat, bangsa juga kuat. Karena itu perlu dibangun ekonomi keumatan, ekonomi kerakyatan," katanya.
Ma'ruf menuturkan, dalam membangun ekonomi umat itu tidak perlu membenturkan kepentingan yang lemah dan kuat. Namun, dengan mengelaborasi keduanya dalam pengembangan ekonomi masyarakat.
"Ini juga sesuai dengan cita-cita bangsa sesuai sila kelima Pancasila, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia," ungkapnya.
Ma'ruf Amin di acara bedah buku "Keadilan, Keumatan, Kedaulatan", "The Ma'ruf Amin way" di Padang, Sumbar. Foto: Dok. Tim Media Ma'ruf Amin
Ma'ruf menjelaskan sistem bottom up economic development akan melahirkan kebijakan yang bermanfaat. Seperti kemitraan antara masyarakat dan pemerintah. Redistribusi aset yang tadinya milik negara kemudian diberikan untuk ekonomi masyarakat.
"Inilah kenapa saya harus menggagas arus baru ekonomi Indonesia. Saya melihat itu sudah mulai diterapkan perubahan ini sejak 2014 oleh Presiden Jokowi. Landasannya sudah diterapkan dengan mengubah menjadi sistem menjadi bottom up economic development," katanya.
ADVERTISEMENT
Ma'ruf berharap pembangunan ekonomi menuju Indonesia maju dan mandiri diperbesar dan ditambah lagi. Sehingga dapat memperbesar manfaat bagi masyarakat.
"Saya berkeyakinan ekonomi nasional akan menjadi baik," pungkasnya.