news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Ma'ruf Amin Sesalkan Doa Neno: Pilpres Kok Jadi Seperti Perang Badar

23 Februari 2019 19:33 WIB
comment
8
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Cawapres 01 Ma'ruf Amin. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Cawapres 01 Ma'ruf Amin. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
ADVERTISEMENT
Cawapres 01 Ma'ruf Amin menyesalkan penggalan doa aktivis gerakan #2019GantiPresiden Neno Warisman saat Munajat 212 pada Kamis (21/2). Ia menilai Neno terlalu mencampurkan urusan agama dengan pilpres.
ADVERTISEMENT
Ia menyebut doa Neno seperti saat zaman Nabi Muhammad SAW perang badar melawan pasukan Quraisy. Padahal Pilpres 2019 adalah pesta demokrasi untuk menentukan pemimpin bangsa.
"Pilpres kok jadi kayak perang badar. Perang badar itu kan perang habis-habisan, hidup mati. Kita kan hanya memilih pemimpin," kata Ma'ruf di Cengkareng, Jakarta Barat, Sabtu (23/2).
Selain itu, Ma'ruf menuturkan, dalam doa Neno seakan menganggap dirinya dan capres 01 Jokowi merupakan orang kafir. Padahal ia menegaskan hal tersebut tak tepat.
"Kedua menempatkan posisi yang lain sebagai orang kafir. Masak Pak Jokowi dengan saya dianggap orang kafir. Itu sudah tidak tepat. Menyayangkanlah, kita kan pilpres, bukan perang badar," ujarnya.
Jusuf Kalla Foto: Prima Gerhard S/kumparan
Secara terpisah, Ketua Dewan Pengarah TKN Jokowi-Ma'ruf, Jusuf Kalla, menyebut ada dugaan kampanye dalam Munajat 212. Terlebih pada doa yang dibacakan oleh Neno.
ADVERTISEMENT
JK menilai doa itu bentuk kegiatan kampanye untuk tidak memilih capres-cawapres nomor urut 01.
"Oh, Saya kira keliru. Yang namanya kampanye, kampanye keliru," terang JK di Kota Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (23/2).
Salah satu penggalan doa Neno dalam Munajat 212 menyampaikan kemenangan yang harus diraih. Apabila tidak, maka tak adalagi yang akan menyembah Allah.
Tapi dalam doanya itu tak menyebut tegas siapa pihak yang dimaksud. Pihak yang menang atau juga yang kalah.
Berikut petikan transkrip doa Neno Warisman dari menit ke 6.22 sampai akhir:
Duhai Allah jangan kau jadikan hati kami tertutup dari cahaya terang kebenaran yang menyala di malam malam munajat saat engkau turun ke Jagat dunia, telah Engkau persaksikan kami tegak berdiri, ya Allah. Kami meminta, menangis, hingga basah berdiri kepadamu, seluruh harapan kami dambakan akan Engkau tolong, atau Engkau binasakan, akan engkau menangkan atau Engkau lantakkan, itu hakMu.
ADVERTISEMENT
Namun kami mohon, jangan serahkan kami kepada mereka yang tak memiliki kasih sayang pada kami dan anak cucu kami, dan jangan, jangan Kau tinggalkan kami, dan menangkan kami, karena jika Engkau tidak menangkan kami khawatir, Ya Allah, kami khawatir, Ya Allah, tak ada lagi yang menyembahmu, Ya Allah.
Izinkan kami memiliki generasi yang dipimpin oleh pemimpin terbaik, dengan pasukan terbaik untuk negeri adil dan makmur terbaik. Takdirkanlah bagi kami generasi yang dapat kami andalah untuk mengejar nubuwah kedua, wujud dan nyata, dan munculnya sejuta Alfatih di Bumi Indonesia.
Allah Rabb, puisi munajat ini kubaca bersama saudara-saudaraku, mujahid-mujahidah, yang datang berbondong-bondong dari segala arah. Maka inilah puisi munajat, mengetuk-ngetuk pintu langitmu, bersimpuh di pelataran keprihatinan atas ketidakadilan, atas kesewenang-wenangan, atas kebohongan demi kebohongan, atas ketakutan dan ancaman yang ditebar-tebarkan, atas kepongahan dalam kezoliman yang dipamerkan-pamerkan dalam pertunjukkan kekuasaan yang mengkerdilkan Tuhan, yang menantang kuasa Tuhan, yang tidak percaya Tuhan pembalas yang sempurna.
ADVERTISEMENT
Ya Rabb, Engkaulah yang memiliki kekuasaan mutlak di seluruh jagat ini. Allah, ini puisi munajat yang mengetuk-ngetuk pintu langitmu, turunkanlah malaikat berbaris, burung-burung Ababil, dan semut-semut pemadam api Ibrahim. Munajat penuh harap kau turunkan pertolongan yang dijanjikan bagi yang terdera, bagi pemimpin yang terfitnah, bagi ulama yang dipenjara, bagi pejuang yang terus dihadang-hadang, bagi pembela keadilan yang digelandang ke bilik-bilik pesakitan.
[Berselawat]
Untuk hari depan yang lebih baik, untuk kepemimpinan yang berpihak pada rakyatmu, bersama rasul-Mu dalam ketinggian titah-Mu, kami bermunajat keluarkan kami dari gelap, keluarkan kami dari gelap, keluarkan kami dari gelap. amin allahuma amin ya robbal alamin.