news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Ma'ruf Belum Tahu soal Video 'Tak Ada Zikir di Istana': Itu Hoaks

19 Maret 2019 23:49 WIB
Calon Wakil Presiden nomor urut 01, Ma'ruf Amin beri keterangan kepada wartawan di kediamannya, Jalan Situbondo, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (15/3). Foto: Andesta Herli/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Calon Wakil Presiden nomor urut 01, Ma'ruf Amin beri keterangan kepada wartawan di kediamannya, Jalan Situbondo, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (15/3). Foto: Andesta Herli/kumparan
ADVERTISEMENT
Beredar sebuah video yang menunjukkan ceramah seorang ulama yang menyebut jika cawapres 01 Ma'ruf Amin tidak terpilih pada 17 April, maka tahlil dan zikir tidak akan berkumandang lagi di Istana.
ADVERTISEMENT
Dikonfirmasi terkait hal itu, Ma'ruf mengatakan itu berita bohong atau hoaks.
"Ah itu hoaks itu, itu bohong saja, itu fitnah," kata Maruf usai seminar publik 'Strategi Pemberantasan Korupsi untuk Kembalikan Uang Negara' di Hotel Grand Sahid, Jakarta Pusat, Selasa (19/3).
Dalam video berdurasi sekitar 1 menit 25 detik itu, tampak hadir cawapres Ma'ruf Amin di tengah-tengah acara yang belum diketahui kapan dan di mana terjadinya. Sambil duduk, Ma'ruf nampak tengah mendengarkan ceramah yang disampaikan oleh salah satu ustaz.
Ma'ruf pun kembali membantahnya ketika dikonfirmasi terkait keberadaannya di video tersebut.
"Wah enggak ada, enggak ada. Pokoknya pilpres itu mencari pemimpin yang baik," katanya.
Dalam kesempatan yang sama, anak Ma'ruf, Ahmad Syauqi, ikut menambahkan. Ia mengatakan Ma'ruf belum tahu video yang dimaksud. Menurutnya, Ma'ruf belum mengikuti perkembangan isu yang ada karena selepas debat cawapres.
ADVERTISEMENT
"Ya ketika teman-teman menanyakan soal video, saya juga enggak hafal, Abah kebingungan juga karena belum tahu informasi apa-apa, karena barusan melakukan Safari," kata Ahmad dikonfirmasi secara terpisah.
Berikut penggalan pernyataan dari ustaz dalam video tersebut,
Sesuatu yang bid'ah yang musyrik yang kafir dan lain sebagainya dan mereka ini akan membuat sebuah kekuatan yang apabila terjadi maka akan menjadikan Islam mainstream seperti NU ini, seperti pesantren ini, hanya akan menjadi fosil di masa depan.
Jangan berpikir masih ada tahlil, jangan berpikir masih ada zikir di istana, jangan berpikir masih ada hari santri apabila sampai kiai Ma`ruf ini kalah. Nauzubillahi mindzalik.
Ajengan semuanya masih ingin hari santri? Masih ingin zikir berkumandang di Istana? Masih ingin budaya NU dan ahli sunah terus berkembang di Indonesia ? Jawabnya hanya satu, kalau ingin semuanya masih, 17 April yang akan datang semua kita jaga untuk memenangkan kiai Ma'ruf Amin.
ADVERTISEMENT