Ma'ruf: Pelanggaran HAM Bisa Diselesaikan Lewat Pengadilan atau Islah

8 Maret 2019 13:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Deklarasi Milenial Anti Hoaks, Fitnah, dan ujaran kebencian dihadiri oleh sejumlah artis seperti Muhammad Farhan, Wanda Hamidah, hingga Ria Irawan di kediaman Ma'ruf Amin. Foto: Lutfan Darmawan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Deklarasi Milenial Anti Hoaks, Fitnah, dan ujaran kebencian dihadiri oleh sejumlah artis seperti Muhammad Farhan, Wanda Hamidah, hingga Ria Irawan di kediaman Ma'ruf Amin. Foto: Lutfan Darmawan/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Cawapres nomor urut 01 Ma'ruf Amin menerima sejumlah artis yanag tergabung dalam Artis Milenial Antihoaks, Fitnah, dan Ujaran Kebencian di kediamannya. Di hadapan mereka, Ma'ruf berjanji akan menyelesaikan pelanggaran HAM berat di masa lalu jika terpilih bersama Jokowi sebagai presiden dan wakil presiden di Pilpres 2019.
ADVERTISEMENT
"Tentang pelanggaran HAM berat masa lalu, kita berkomitmen untuk menyelesaikan, tapi tidak mudah. Buktinya dari tahun 1965 sampai saat ini tidak mudah menyelesaikan itu," kata Ma'ruf di Jalan Situbondo, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (8/3).
Ma'ruf mengatakan pemerintah masih kesulitan mengungkap kasus HAM di masa lalu salah satunya karena minimnya bukti yang ada. Ia pun menawarkan cara lain untuk menyelesaikannya, yakni dengan islah.
"Bukti-bukti tidak ada. Maka kemungkinan pendekatan yang kita bangun itu ada yang sifatnya pendekatan melalui proses pengadilan, ada juga non yudisial, namanya melakukan islah," ujarnya.
Ma'ruf menjelaskan, islah dalam agama Islam menjadi salah satu solusi yang baik untuk menyelesaikan masalah. Meski demikian, islah tidak bisa dilakukan jika tidak ada kemauan dari kedua belah pihak.
ADVERTISEMENT
"Bagi agama Islam, islah menjadi salah satu solusi dan dianggap sesuatu yang baik. Ada ayat yang mengatakan tidak ada kebaikan dari pembicaraan manusia kecuali 3 hal. Satu menyuruh orang bersedekah, menyuruh orang berbuat baik, dan mengislahkan. Bagaimana mengislahkan? Harus ada kemauan semua pihak," jelasnya.
Ia mengakui tidak mudah menuntaskan sejumlah pelanggaran HAM berat, seperti mencari aktivis yang hingga saat ini tidak diketahui keberadaannya. Ia juga menganalogikan kasus ini seperti kasus pembunuhan John F Kennedy dan penyiraman air keras yang dialami Novel Baswedan.
"Memang tidak mudah mencari orang hilang. Yang tidak jelas itu tidak mudah. Bahkan mencari pembunuh John Kennedy di Amerika, negara yang canggih itu saja juga masih sulit. Itu orangnya yang bunuh pintar. Ini yang nyulik (aktivis) mungkin pintar sekali," tuturnya.
ADVERTISEMENT
"Kita juga ada kesulitan yang sama, seperti yang menyiram Pak Novel Baswedan. Yang nyiram itu pintar sekali," imbuhnya.
Meski demikian, ia berkomitmen bisa menyelesaikan pelanggaran HAM tersebut jika terpilih. Ia menyebut Pemerintah tidak boleh berputus asa untuk menyelesaikan kasus ini.
"Tapi komitmennya tetap menyelesaikan kasus yang belum selesai, termasuk pelanggaran HAM berat, termasuk orang yang hilang. Kita tidak boleh berputus asa," tegasnya.
"Kami berkomitmen untuk bisa berbuat semaksimal mungkin apa yang bisa," pungkasnya.