Masalah Uskup Ruteng Sudah Diselesaikan Pihak Vatikan

13 Oktober 2017 11:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Uskup Hubertus Leteng (Foto: http://www.katolikpedia.org)
zoom-in-whitePerbesar
Uskup Hubertus Leteng (Foto: http://www.katolikpedia.org)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Monsinyur Hubertus Leteng yang merupakan Uskup Ruteng, memutuskan untuk mengundurkan diri setelah diduga terlibat skandal penggelapan uang dan masalah wanita.
ADVERTISEMENT
Pengunduran diri Uskup Ruteng ini sempat mendapat perhatian media internasional. Kantor berita Prancis, AFP, menulis bahwa Leteng diduga mengambil uang sebesar Rp 1,2 miliar dari Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) dan Rp 404 juta dari keuskupan tempat dia melayani.
Meski sempat menimbulkan reaksi bagi publik dan umat Katolik, namun masalah tersebut saat ini telah selesai, begitu Leteng menyerahkan surat pengunduran dirinya pada Paus Fransiskus, dan tim investigasi dari Vatikan menyelesaikan penyelidikannya.
"Ketika surat pengunduran diri diterima oleh Paus, ya selesai. Dan umat bisa terima, jadi tidak ada sesuatu yang perlu dibesarin lagi," ujar Rohaniawan sekaligus Budayawan, Romo Benny Susetyo, ketika dihubungi kumparan (kumparan.com), Jumat (13/10).
Romo Benny menjelaskan, ada sejumlah mekanisme yang dilakukan, apabila terjadi masalah di keuskupan. Tentunya, siapapun yang bersalah akan dikenai sanksi yang harus dipatuhi.
ADVERTISEMENT
"Jadi ada mekanisme, di mana Vatikan itu kan tidak semudah itu, ada penyelidikan, ada koferensi wali gereja didampingi presisi dari Vatikan, dan setelah laporan itu setelah di cek benar, dia mengundurkan diri, selesai. Itu kan sanksi, sudah selesai, apa lagi yang perlu dipersoalkan?" jelas Romo Benny.
Kredibilitas merupakan poin utama dalam penyelesaian masalah tersebut. Dan Luteng menurutnya cukup sadar akan konsekuensi dari perbuatan yang dia lakukan, sehingga dia memilih untuk mundur.
"Jadi gereja Katolik mendepankan kreditibilitas dalam hal ini, begitu dia melanggar berdasarkan janji imamat nya, ya sudah dia harus mundur. Udah selesai, dengan umat juga sudah selesai kok. Dan dia mundur berarti kan dia sadar, itu konsekuensinya," ucap Romo Benny.
ADVERTISEMENT
Romo Benny juga mengatakan, sebenarnya apapun masalah yang melatar belakangi mundurnya Luteng, dapat dilihat secara subjektif, benar atau tidaknya.
"Persoalan itu kan benar atau tidak, itu kan subjektif. Kita enggak bisa mengadili, tapi yang penting Vatikan sudah menunjukkan bahwa menjadi Imam Katolik itu, harus menghayati semangat Injil. Kalau melanggar dia harus mengundurkan diri. Putusannya mengudurkan diri dan kita harus menghargai kan, jiwa korsip dan jiwa pemimpin," kata dia.
Begitu juga dengan informasi yang menyebut bahwa ada sekitar 70 orang pastur yang ikut mengundurkan diri akibat masalah ini. Romo Benny menegaskan agar masalah itu tak diperpanjang lagi karena sudah diselesaikan pihak Vatikan.
"Tapi kan sudah selesai kan? sudah diselesaikan dengan bijaksana kan? ini biasa kan. Gini lho, di Gereja Katolik, kalau ada konflik, ada sesuatu yang tidak beres, maka itu ada yang namanya Vatikan membentuk tim. Setelah tim melakukan konferensi wali gereja, verifikasi, kemudian diambil satu keputusan yang tepat, sudah selesai. Dan itu satria menurut saya," jelasnya.
ADVERTISEMENT
"Ini juga bisa dijadikan contoh, kredibilitas lembaga itu ditentukan dari sportifitas, integritas seorang pemimpinnya," sambung Romo Benny.
Menurutnya, banyak hal yang akhirnya dapat diselesaikan Gereja Katolik tanpa gejolak karena memang ada mekanisme yang mengatur. Mekanisme ini, juga dilandasi komitmen untuk transparan, menjunjung tinggi etika dan kewibawaan.
"Kredibilitas lembaga itu ditentukan oleh mekanisme yang transparan, menjunjung tinggi etika. Jadi kewibawaan lembaga itu yang menyebabkan mampu menyelesaikan konflik kepetingan apapun," tutupnya.