Masih Ada Salah Entri Data C1 dan Cerita Operator KPU yang Kelelahan

24 April 2019 6:19 WIB
Proses saat Situng KPU dilakukan. Foto: Efira Tamara/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Proses saat Situng KPU dilakukan. Foto: Efira Tamara/kumparan
ADVERTISEMENT
Proses entri data formulir C1 ke Sistem Informasi Perhitungan (Situng) KPU kembali menuai kritik. Sebab, masih banyak ditemukan sejumlah kesalahan dalam memasukkan angka suara yang dilakukan relawan KPU.
ADVERTISEMENT
Beberapa kesalahan input data C1 ini menimpa kedua paslon, yakni Joko Widodo-Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Kesalahan ini disebut-sebut karena human error dan telah berupaya dikoreksi oleh petugas.
Kali ini, ditemukan relawan KPU melakukan kesalahan karena menambah 600 suara bagi untuk pasangan Jokowi-Ma'ruf di TPS 09, Demangsari, Kecamatan Ayah, Kebumen, Jawa Tengah. Dari data C1, Jokowi-Ma'ruf unggul dengan 104 suara, sementara Prabowo-Sandi 74 suara.
Namun, petugas melakukan kesalahan dengan memasukkan 704 suara bagi Jokowi-Ma'ruf Amin, atau bertambah 600 suara jika merujuk pada C1. Sementara suara untuk Prabowo-Sandi tetap.
C1 TPS 09 Demangsari, Kebumen. Foto: Dok. KPU
Ada lagi temuan yang mungkin menjadi penggelembungan yang paling besar. Dalam formulir C1 di TPS 04, Kelurahan Peta Kaja, Gianyar, pasangan Jokowi-Ma'ruf mendapatkan 183 suara, dan Prabowo-Sandi hanya meraup 2 suara.
ADVERTISEMENT
Petugas melakukan kesalahan saat memasukkan angka perolehan suara Jokowi-Ma'ruf. Angka paslon 01 itu menjadi 1.833, atau kelebihan 3 di akhir dari yang semula 183 suara. Sehingga jika dihitung bertambah 1.650 suara.
Data C1 di TPS 4 Petak Kaja, Bali. Foto: Dok. KPU
Besarnya angka yang salah dimasukkan diakui murni kesalahan relawan KPU. Ketua KPU Gianyar I Putu Agus Tirta Suguna mengungkapkan kesalahan ini terjadi atas ketidaksengajaan dari relawan KPU. Ia mengakui para relawan kelelahan saat menginput data.
"Memang terjadi kesalahan. Jadi kesalahan terkait dengan entri data. Namanya manusiawi ada saja permasalahan yang tidak disengaja. TPS ada 1.502 ada tentu ada kendala karena kelelahan dan sebagainya," kata Agus.
Input data C1 di TPS 4, Petak Kaja, Bali. Foto: Dok. KPU
Ia memastikan KPU Gianyar telah menginput ulang dengan angka yang benar. Dan kesalahan input ini hanya terjadi di TPS 04 Kaja Petak saja.
ADVERTISEMENT
"Itu sudah kami delete dan memang proses yang kami gunakan itu satu server dimasukkan ke berbagai data dari seluruh kabupaten, dari seluruh Indonesia sehingga masih loading. Saat ini masih berproses, enggak bisa terkirim secara maksimal, " jelas dia.
KawalPemilu Temukan Masalah Lain: Angka yang Berbeda di C1 dan C1 Plano
KawalPemilu menemukan ada masalah lain dalam C1 yang diunggah dalam Situng KPU. Mereka menemukan ada kesalahan yang terjadi pada tahap sebelumnya, yaitu perubahan angka di lembar C1 yang akan discan, berbeda dari C1 Plano atau hasil penghitungan yang disepakati di TPS.
Setelah sebelumnya temuan didapati di Bengkulu Tengah, kali ini ada di Sampang, Jakarta Timur dan Aceh.
“Yang kami temukan adalah angka di C1 plano dan C1 scan berbeda. Dari tiga contoh yang diberikan ada di Aceh, Sampang, dan DKI, ketiganya menguntungkan kandidat 01," ucap salah satu penggagas KawalPemilu, Ainun Najib, Selasa (23/4).
ADVERTISEMENT
Temuan ini terjadi di sejumlah wilayah. Misal, di Jakarta Timur ditemukan data C1 berbeda dengan C1 Plano di TPS 14 Kelurahan Tengah, Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur. Dalam data C1 di Situng KPU Jokowi-Ma'ruf Amin mendapat 227 suara, Prabowo-Sandi 11 suara.
Temuan di TPS 15 Kramat Jati, Jakarta Timur. Foto: Dok. KawalPemilu
Padahal, dalam data C1 Plano suara Jokowi-Ma'ruf 127 suara dan Prabowo-Sandi 111. Artinya ada penambahan 100 suara untuk pasangan calon 01, dan 02 dikurangi 100 suara. Dalam arti lain suara 02 dipindah 100 ke 01. Temuan itu akan diselesaikan dalam rekapitulasi tingkat kecamatan yang saat ini masih berlangsung.
Temuan serupa juga terjadi di TPS 3 Desa Blang Pauh Dua, Kecamatan Julok, Kabupaten Aceh Timur. dalam data C1 Situng KPU, Jokowi-Ma'ruf unggul dengan 16 suara, Prabowo-Sandi 14 suara. Padahal, jika dilihat pada C1 Plano yang didapati KawalPemilu, pemenang sesungguhnya pasangan calon 02 dengan perolehan 141 suara, paslon 01 hanya 16 suara.
Temuan KawalPemilu di TPS 3 Desa Blang Pauh Dua, Aceh Timur. Foto: Dok. KawalPemilu
ADVERTISEMENT
Cerita Operator KPU di Bandung yang Lelah Bekerja Menginput Data ke Situng
Kelelahan bisa menjadi faktor terbesar mengapa akhirnya terjadi kesalahan dalam menginput data ke Situng. Para relawan sekaligus operator sudah bekerja berhari-hari untuk memasukkan seluruh data C1 di wilayahnya. Mereka bisa luput dari kesalahan karena lelah bekerja, hingga akhirnya bisa salah menginput data.
Penasaran mengapa petugas bisa salah menginput data, kumparan mencoba mendatangi Gedung KPU Kabupaten Bandung di Jalan Sindang Wargi, Soreang, Bandung, Jawa Barat.
Suasana ruangan penginputan data di Kantor KPU, Kabupaten Bandung. Foto: Rachmadi Rasyad/kumparan
Beberapa waktu lalu, sempat ramai kesalahan entri data yang membuat suara Jokowi menjadi 553 dan Prabowo-Sandi 30 suara di TPS 18 Melakasari, Baleendah, Kabupaten Bandung. Padahal, semestinya paslon 01 hanya mendapatkan 53 suara, dan Prabowo-Sandi 130 suara.
ADVERTISEMENT
kumparan menemui seorang operator yang salah memasukkan data tersebut. Ia mengakui kesalahannya dan meminta maaf kepada masyarakat Indonesia telah membuat gaduh akibat kelalaiannya. Ia juga menyebut kesalahannya itu murni karena kelelahan.
"Ya, alasannya begini, karena kurang tidur, kelelahan dan kecapekan, mungkin, jadi salah input data. Soalnya sudah tiga hari berturut-turut begadang terus," ucap operator yang tak ingin disebutkan namanya itu.
Ia mengaku bekerja 24 jam agar bisa cepat memberikan informasi kepada masyarakat. Kini, kesalahan itu telah dikoreksi. Pihak KPU Kabupaten Bandung akhirnya membagi jam kerja operator, dengan maksimal bekerja 8 jam per hari.
KPU Tegaskan Data di Situng Tak Jadi Rujukan Penetapan Hasil Pemilu
Banyaknya kesalahan input data ini menjadi evaluasi bagi KPU. Meski demikian, KPU mengingatkan data-data dalam Situng bukanlah hasil final dari Pemilu 2019. Data tersebut tidak akan menjadi rujukan resmi dalam menetapkan hasil pemilu.
Komisioner KPU, Viryan Azis. Foto: Fadjar Hadi/kumparan
Komisioner KPU Viryan Azis menuturkan pihaknya langsung memperbaiki begitu menemukan kekeliruan data dalam Situng. Selain itu, ia menegaskan kesalahan proses rekapitulasi penghitungan suara maupun penginputan data sangat sedikit terjadi kesalahan.
ADVERTISEMENT
"Sampai sekarang kita masih merekap puluhan ya, dan misalkan satu kekeliruan terus disebar sehingga seolah-olah banyak. Poin pentingnya adalah ini jumlahnya tidak banyak meskipun tidak banyak kami memperbaiki, meski sudah diperbaiki dan misal hasil apapun di akhir tetap bukan itu yang menjadi dasar KPU menetapkan hasil pemilu," ungkap Viryan.
Situng dibuat sejak 2014 hanya agar masyarakat bisa melihat hasil pemilu lebih cepat, dan agar hasil penghitungan suara di TPS tidak dicurangi. Karena itu, kini C1 bisa diunduh semua orang.
Hasil resmi pemilu akan tetap merujuk pada hasil hitung manual berjenjang yang saat ini sedang direkap di tingkat kecamatan, lalu direkap di kabupaten/kota, provinsi, dan KPU RI dan hasil resminya akan diumumkan pada 22 Mei 2019.
Rekapitulasi Suara Pemilu 2019. Foto: Basith Subastian/kumparan
ADVERTISEMENT