Masinton Tanggapi Serangan PSI: Odong-odong Jangan Ajarin Truk Berlari

14 Maret 2019 20:10 WIB
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anggota DPR RI Komisi III, Masinton Pasaribu. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Anggota DPR RI Komisi III, Masinton Pasaribu. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Pidato Ketua Umum PSI Grace Natalie menuai polemik. Kali ini tak tanggung-tanggung, Grace menyindir parpol sesama koalisi Jokowi - Ma'ruf Amin, PDIP dan Golkar, karena disebut terlibat aktif dalam pengesahan 443 Perda Syariah di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Mendengar hal tersebut, Polisiti PDIP Masinton Pasaribu merasa kritikan tersebut salah tempat. Ia menilai PSI sebagai partai baru tidak dapat menilai partai yang berpengalaman seperti PDIP.
“Ya namanya juga lagi mencari sensasi lah. Keberpihakan secara ideologis dia nggak ada apa-apanya. Masalah untik konteks memperjuangkan nasionalisme, pluralisme, macem-macem kita itu sudah,” ujar Masinton di Jakarta Pusat, Kamis (14/3).
Ketua Umum PSI Grace Natalie. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Politikus asal Jakarta itu lalu menyindir PSI dengan mengupamakan sebagai odong-odong. Sedangkan PDIP sebagai kendaraan truk juggernaut. Seharusnya, menurut Masinton, odong-odong tidak bisa mengajari truk juggernaut untuk melaju.
Anggota DPR RI Komisi III ini melanjutkan, aksi PSI tidak akan mengganggu soliditas dari koalisi Jokowi-Ma’ruf. Karena ia menilai PSI tidak pernah jadi anggota koalisi yang signifikan.
ADVERTISEMENT
“Enggak pernah kami anggap. Ya cuma cheerleader saja,” ujar Masinton.
Sebelumnya, Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie mempertanyakan sikap Partai Golkar dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang terlibat aktif dalam pengesahan 443 Perda Syariah di Indonesia.
Grace memastikan pernyataannya ini hanya merujuk pada hasil penelitian yang ditulis Michael Buehler, Guru Besar Ilmu Politik Nothern Illinois University.
"Dari penelitiannya menyimpulkan bahwa PDI Perjuangan dan Golkar terlibat aktif dalam merancang, mengesahkan, dan menerapkan 443 Perda Syariah di seluruh Indonesia. Penelitian Robin Bush juga menyimpulkan hal yang sama. Ini bukan saya, lho, yang bilang. Saya hanya membacakan kesimpulan riset ilmiah," kata Grace di Medan, Senin (11/3).
ADVERTISEMENT