Masyarakat Sekitar Merapi Kini Lebih Sigap untuk Pergi ke Pengungsian

22 Mei 2018 12:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana lereng Gunung Merapi pasca diguyur (Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana lereng Gunung Merapi pasca diguyur (Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan)
ADVERTISEMENT
Setelah beberapa kali mengalami letusan freatik, status Gunung Merapi sejak Senin (21/5) malam telah naik dari level normal ke level waspada. Menanggapi hal tersebut, Bupati Sleman, Sri Purnomo menyebut kesadaran masyarakat sudah jauh meningkat dibanding erupsi tahun 2010 silam.
ADVERTISEMENT
"Kemarin dari BPPTKG belum merekomendasikan mengungsi. Tetapi karena kesadaran sendiri (masyarakat mengungsi), masyarakat ingat kejadian 2010 lalu. Sekarang kesadaran mereka jauh lebih bagus," jelas Sri Purnomo usai rapat di Pos Utama BPBD Pakem, Sleman, Yogyakarta, Selasa (22/5).
Meski kesadaran masyarakat meningkat, Bupati menegaskan bahwa pemerintah tetap harus mempersiapkan logistik dengan baik.
"Saat mereka (masyarakat) bergerak apa yang kita siapkan harus siapkan, seperti logistik dan lain-lain. (Kemarin) Tagana menyiapkan makan dua kali, sahur disiapkan. Selimut dari Dinsos, BPBD ada di lapangan semua bersama relawan menunggu intruksi," jelasnya.
Selain itu, seluruh stakeholder baik itu dinas maupun camat-camat yang berada di lereng Merapi untuk terus bersiap. Pihaknya pun terus berkonsolidasi untuk mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan yang terjadi.
ADVERTISEMENT
"Kita merespons kemarin ada beberapa kali letusan freatik. Masyarakat (semalam) geser ke bawah, pagi tadi mulai beraktivitas lagi. Merapi gunung yang aktif kita harus ingat terus itu," tegasnya.
Kondisi Gunung Merapi Selasa (22/5) Pagi.  (Foto: Dok, Sutopo Purwo BNPB)
zoom-in-whitePerbesar
Kondisi Gunung Merapi Selasa (22/5) Pagi. (Foto: Dok, Sutopo Purwo BNPB)
3 Km dari Puncak Merapi Harus Steril
Sri Purnomo pun menegaskan objek wisata juga harus mengikuti arahan BPTTKG yaitu 3 Km dari puncak Merapi harus steril. Menurutnya, informasi tersebut pun sudah diterima oleh masyarakat.
Di sisi lain, masyarakat yang berada di Kawasan Rawan Bencana (KRB) 3 juga diminta lebih hati-hati dan tetap bersiap apabila terjadi erupsi susulan. "Barak bagus semua. Dari teman-teman di lapangan akan terus mengecek kembali," pungkasnya.
Sementara itu, berdasarkan data Pusdalops BPBD Sleman ada 1.522 warga Sleman yang mengungsi akibat letusan freatik serta naiknya status Gunung Merapi. Warga tersebut tersebar di sejumlah titik di Kecamatan Pakem dan Cangkringan.
ADVERTISEMENT
Dari jumlah tersebuut 371 jiwa mengungsi di Balai Des Glagaharjo, 19 jiwa di Huntap Singlar, 44 jiwa di rumah Dukuh Kalitengah Lor, 20 jiwa di rumah Dukuh Kalitengah Kidul, 510 jiwa di SD Sanjaya Tritis, 200 jiwa di Balai Desa Argomulyo, 200 jiwa di Balai Desa Umbulharjo, 58 jiwa di Barak Koripan Sindumartani, dan 100 jiwa di Kecamatan Cangkringan.
Suasana lereng Gunung Merapi pasca diguyur (Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana lereng Gunung Merapi pasca diguyur (Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan)