Ilustrasi Lipsus kumparan: Tuah Mbah Moen

Mbah Moen, Ulama Kharismatik Paling Berpengaruh di Politik Indonesia

6 Agustus 2019 9:41 WIB
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Lipsus kumparan: Tuah Mbah Moen. Foto: Herun Ricky/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Lipsus kumparan: Tuah Mbah Moen. Foto: Herun Ricky/kumparan
ADVERTISEMENT
Ulama kharismatik asal Rembang, Jawa Tengah, KH Maimoen Zoebair atau akrab disapa Mbah Moen, meninggal dunia di Makkah. Mbah Moen wafat di usia 90 tahun.
ADVERTISEMENT
Mbah Moen merupakan Pimpinan Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang, Rembang. Ia menjabat sebagai Ketua Majelis Syariah Partai Persatuan Pembangunan.
Mbah Moen yang mumpuni dari segi keilmuan dan kesepuhan sebagai seorang ulama, punya massa besar. Tak heran bila ia jadi incaran siapa pun yang tengah menggalang kekuatan dalam pemenangan pemilu.
Terlebih, Mbah Moen sendiri tak cuma sosok ulama. Ia pun politikus kawakan. Sejak muda, ia telah bergabung dengan PPP, dan hingga kini tetap berkiprah di partai itu. Pada 1970-an, Mbah Moen menjadi anggota DPRD Rembang selama 7 tahun.
Infografik, Mbah Moen. Foto: kumparan
Begitu purnatugas di DPRD Rembang, Mbah Moen yang ingin fokus mengurus pondoknya justru kembali ditunjuk untuk mengemban jabatan legislatif. Ia menjadi anggota MPR RI utusan Jawa Tengah selama tiga periode.
ADVERTISEMENT
Di jagat politik, Mbah Moen tergolong low profile. Saat beberapa kader NU ramai mendirikan Partai Kebangkitan Bangsa pada 1998, ia tenang saja dan tetap bersetia di PPP.
Pengaruh besar di kalangan masyarakat muslim membuat Mbah Moen diangkat menjadi Ketua Dewan Syuro PPP. Selanjutnya, ia bersama Romahurmuziy, Lukman Hakim Saifuddin, dan Zarkasih Nur tercatat duduk di Majelis Tinggi (A’la) PPP periode 2016-2021.
Mbah Moen begitu didengar oleh para santrinya. Dr. H. Rumadi Ahmad, Ketua Pengurus Pusat Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia PBNU, menyatakan Mbah Moen selama ini tak sekadar mentransfer ilmu dalam mengajar. Ia juga membangun koneksi, chemistry, dan keterikatan dengan para santrinya.
Sementara banyak pengasuh ponpes memilih tak mengajar langsung dan menyerahkan proses pengajaran kepada kiai atau ulama yang lebih muda, Mbah Moen berbeda.
ADVERTISEMENT
"Beliau itu selalu mengajar langsung dan berhubungan langsung dengan santri-santrinya. Itu membentuk suatu keterikatan yang membuat Mbah Moen punya pengaruh besar terhadap santri-santrinya,” kata Rumadi kepada kumparan beberapa waktu lalu.
Di setiap perhelatan Pilpres, Mbah Moen dikenal sebagai sosok sentral. Di tahun 2019 ini misalnya, tuahnya begitu dinanti oleh Joko Widodo dan Prabowo Subianto. Dukungan dari Mbah Moen begitu diperebutkan.
Mbah Moen meninggal dunia di Makkah dalam rangka menjalankan ibadah haji. Belum diketahui, apakah Mbah Moen akan dikuburkan di Makkah atau Indonesia.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten