Media Belanda Catat Peran Habibie Antar RI Menuju Demokratisasi
ADVERTISEMENT
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Wafatnya B.J. Habibie mendapat perhatian luas media Belanda. Presiden RI ke-3 itu dicatat telah memimpin Indonesia menuju demokratisasi.
ADVERTISEMENT
“Dialah orang yang memimpin peralihan Indonesia dari rezim militer menuju pemilu demokratis pada 1999. Namun langkah Habibie tersebut sekaligus juga berarti akhir jabatan kepresidenan baginya,” tulis harian Algemeen Dagblad dikutip kumparan Den Haag, Rabu (11/9).
Harian nasional yang terbit pagi ini menggarisbawahi peran Habibie yang sangat singkat sebagai Presiden RI ke-3.
“Dia menggantikan presiden otoriter Suharto pada Mei 1998 dan memberi kebebasan pers serta politik menuju pemilu yang bebas,” imbuh Algemeen Dagblad.
Media ini juga menyoroti perhatian Presiden Joko Widodo yang menyempatkan waktu untuk secara pribadi menuju rumah sakit (RSPAD tempat Habibie dirawat dan wafat, red) untuk menyampaikan belasungkawa kepada segenap keluarga.
Sementara itu harian NRC Handelsblad menaruh perhatian pada upaya-upaya Habibie selama menjadi presiden untuk mengubah rezim diktatorial pendahulunya dengan sejumlah pembaruan demokratis.
ADVERTISEMENT
“Dia membebaskan para tahanan politik, mencabut sejumlah pengekangan-pengekangan terhadap media dan menghapuskan larangan atas (bahasa dan tulisan) China Mandarin,” sebut NRC.
Harian nasional terbit sore tersebut juga menyinggung kebijakan Habibie untuk referendum atas bekas wilayah koloni Portugis, Timor Leste, statusnya yang pernah belajar di Delft (Belanda) dan Jerman (Aachen, red) dan pernah selama 20 tahun menjadi Menteri Teknologi (Menristek).
Presiden RI ke-3 Prof. DR (HC). Ing. Dr. Sc. Mult. Bacharuddin Jusuf Habibie tutup usia di RSPAD Gatot Soebroto Jakarta pada hari ini, Rabu (11/9), pukul 18.05 WIB dalam usia 83 tahun (1936-2019). Kabar duka berpulangnya Habibie dikonfirmasi langsung oleh putra keduanya, Thareq Habibie dan cucu keponakannya, Melanie Soebono.