Median: Selisih Hanya 12,2%, Prabowo-Sandi Bisa Kejar Jokowi-Ma'ruf

27 November 2018 15:09 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Keakraban Jokowi dan Prabowo di Monas. (Foto:  Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Keakraban Jokowi dan Prabowo di Monas. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
ADVERTISEMENT
Lembaga Median merilis data survei terbaru elektabilitas Jokowi-Ma'ruf Amin 47,7%, Prabowo-Sandiaga Uno 35,5%, dan belum menentukan 16,8%. Direktur Eksekutif Median Rico Marbun menyebut selisih keduanya hanya 12,2% yang masih mungkin dikejar.
ADVERTISEMENT
"Jokowi unggul sedikit, PR terberatnya adalah posisinya itu masih di bawah 50%. Sementara seperti kita ketahui Prabowo itu tertinggal, tapi sebenarnya jaraknya ini bisa dikejar karena selisihnya hanya 12,2%," ucap Rico Marbun dalam rilis survei di Bumbu Desa, Jakpus, Selasa (27/11).
Direktur Eksekutif Median Rico Marbun menyampaikan rilis survei Median. (Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Eksekutif Median Rico Marbun menyampaikan rilis survei Median. (Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan)
Data survei diperoleh dari 1.200 responden se-Indonesia yang dipilih secara multistage random sampling. Margin of error +/- 2,9% pada tingkat kepercayaan 95%.
Rico menganalisa faktor yang membuat Jokowi belum di angka aman 50%, salah satu yang paling berpengaruh adalah kekurangannya lebih dirasakan dibanding kelebihan. Terutama masalah ekonomi dan kesejahteraan yang dianggap paling dirasakan masyarakat.
"Jokowi unggul, tapi keunggulannya bukan keunggulan yang tebal dan besar. Itu karena problem ekonomi dan kesejahteraan masih jadi problem yang menjadi ekspektasi publik dan belum mampu diselesaikan oleh beliau," paparnya.
Rilis Survei Median terkait Elektabilitas Capres-Cawapres di Pilpres 2019 (Foto: Dok. Median)
zoom-in-whitePerbesar
Rilis Survei Median terkait Elektabilitas Capres-Cawapres di Pilpres 2019 (Foto: Dok. Median)
Sementara alasan Prabowo belum bisa mencapai 50% karena dianggap belum bisa menjanjikan gagasan yang benar-benar bisa menyelesaikan masalah ekonomi dan kesejahteraan. Meski ada sosok Sandiaga Uno sang ekonom.
ADVERTISEMENT
"Publik belum menganggap Prabowo memiliki kompetensi yang cukup untuk memperbaikii ekonomi saat ini," pungkas Rico.