Megawati: Dulu Suka Neno Warisman Sebagai Penyanyi, Sekarang Ngantem

2 April 2019 21:37 WIB
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, di penyerahan Kartu Tanda Anggota (KTA) PDI Perjuangan di DPP PDI Perjuangan, Jakarta, Selasa (2/4). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, di penyerahan Kartu Tanda Anggota (KTA) PDI Perjuangan di DPP PDI Perjuangan, Jakarta, Selasa (2/4). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri sempat menyinggung soal Neno Warisman di acara penyerahan kartu tanda anggota dan pelantikan para habib hingga purnawirawan di Kantor DPP PDIP Jakpus, Selasa (2/4). Dalam pidatonya, Mega menyayangkan sikap Neno Warisman yang dulu sempat ia sukai.
ADVERTISEMENT
"Ibu Neno Warisman itu, ya, saya sampai mikir, dulu aku senang sama dia sebagai penyanyi, sekarang tak pikir kok malah makin ngantem (memukul, menyerang) gitu ya, bengak-bengok (teriak-teriak) kayak gitu," ujar Mega di lokasi, Selasa (2/4).
Tak hanya itu, menurut Mega, Neno sempat berusaha mempengaruhi warga di sekitar tempat Megawati tinggal agar tidak memilih Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok di Pilgub DKI. Saat itu, Ahok merupakan calon gubernur yang diusung oleh PDIP.
"Itu datang lho ke tempat saya, rumah saya yang dulu, sebelum di TU itu di Kebagusan, waktu itu mau nyoblos gubernur, tau-tau kan dia datang," kata Mega.
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, bersalaman dengan para penerima Kartu Tanda Anggota (KTA) PDI Perjuangan di DPP PDI Perjuangan, Jakarta, Selasa (2/4). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
"Saya punya rekamannya, 'Bapak-ibu yang mau datang ke tempat ini untuk nyoblos, saya hanya akan mengatakan bahwa siapa yang menyoblos si kafir itu, maka dosanya bukan ditanggung hanya yang nyoblos saja, tapi anak keturunannya'. Itu hanya 15 menit, terus pergi," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Akibatnya, PDIP yang biasanya menang di sekitar rumah Mega, saat itu paslon yang mereka usung hanya memperoleh suara 40 persen. Mega mengaku, ia sebenarnya baru mengetahui tindakan Neno setelah dua bulan kemudian.
"Setelah dua bulan, warga di sana minta ketemu karena merasa takut. Saya kan ndak bisa, jadi ada anak-anak PDIP saya suruh. Mereka kasih tahulah. Lah kok cuma ngomong kayak gitu, takut kenapa toh? Kan sudah pasti enggak benar," tuturnya.
Cerita tersebut ia sampaikan sebagai salah satu contoh agar para habib yang baru bergabung dengan PDIP bisa ikut menjaga marwah kedamaian. Ia juga meminta para tokoh tersebut untuk menyampaikan pendapat dengan cara yang baik.
"Tolong Pak Kiai, tolong ngomong yang baik-baik saja, yang manis-manis. Pusing saya melihat republik kayak gini, melihat yang namanya suasana Islam sekarang seperti ini. Kenapa gurunya teriak-teriak? Kenapa tidak mengantarkan marwah aura kedamaian?" pungkasnya.
ADVERTISEMENT