Melihat Jutaan Al-Quran Dicetak di Percetakan King Fahd, Madinah

18 Juli 2019 11:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jutaan Al-quran yang dicetak di Percetakan King Fahd, Madinah. Foto: Denny Armandhanu/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Jutaan Al-quran yang dicetak di Percetakan King Fahd, Madinah. Foto: Denny Armandhanu/kumparan
ADVERTISEMENT
Percetakan Al-Quran King Fahd bin Abdul Aziz adalah salah satu tempat yang wajib dikunjungi jemaah haji Indonesia di Madinah, Arab Saudi. Tidak heran, antrean jemaah Indonesia mengular di luar kompleks percetakan tersebut.
ADVERTISEMENT
Ketika kumparan dan tim Media Center Haji (MCH) menyambangi percetakan yang terletak di Tabuk Trunk Road ini, antrean jemaah haji memanjang dari pintu masuk ke tempat parkir. Pengunjung harus masuk bergantian, karena tempat terbatas di dalam percetakan tersebut.
Antrean jemaah haji di percetakan Al Quran King Fahd, Madinah. Foto: Denny Armandhanu/kumparan
Beberapa rombongan jemaah mengurungkan niat masuk ke percetakan lantaran terlalu lama antre. Mereka khawatir akan tertinggal salat berjemaah di Masjid Nabawi dalam ibadah Arbain.
Pengunjung hanya menghabiskan waktu sekitar 10-15 menit di dalam kompleks tersebut. Dari balkon, mereka bisa melihat langsung proses percetakan mushaf Al-Quran. Pemandangan paling menakjubkan adalah menyaksikan bertumpuk-tumpuk kertas Al-Quran di tengah ruangan.
Menurut Hassan Al Harbi, seorang staf percetakan tersebut, Percetakan Al-Quran King Fahd adalah percetakan Al-Quran terbesar di dunia. Fasilitas itu adalah wakaf dari Raja Fahd yang wafat pada 2005.
Percetakan Al Quran King Fahd di Madinah. Foto: Denny Armandhanu/kumparan
Hassan mengatakan, setiap tahunnya percetakan tersebut mencetak lebihd ari 18 juta Al-Quran. Juga dicetak Al-Quran beserta terjemahannya dalam 76 bahasa, termasuk bahasa Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Awalnya diterjemahkan dalam 53 bahasa, sekarang 76 bahasa," kata Hassan.
Di tempat ini, kata Hassan, terdapat empat bagian produksi. Pertama adalah produksi Juz Amma, yaitu bagian terakhir dari Al-Quran di juz 30 yang memuat surat-surat pendek. Kedua adalah bagian percetakan Al-Quran, ketiga penjilidan, dan keempat adalah pemeriksaan.
Mesin cetak Al-quran di percetakan King Fahd, Madinah. Foto: Denny Armandhanu/kumparan
Pemeriksaan sendiri dilakukan oleh para staf penghafal Al-Quran adah hafidz secara manual satu per satu. Hal ini dilakukan agar tidak ada kesalahan cetak pada kitab suci umat Islam tersebut.
Percetakan ini hanya buka untuk pengunjung pada pukul 8-12 setiap harinya. Pengunjung tidak dikenakan biaya alias gratis. "Setiap harinya di musim haji ada 2.500 sampai 3.000 pengunjung, di hari biasa 1.500 orang," kata Hassan.
Jutaan Al-quran yang dicetak di Percetakan King Fahd, Madinah. Foto: Denny Armandhanu/kumparan
Pengunjung percetakan ini akan mendapatkan Al-Quran gratis per orangnya. Tersedia juga toko penjualan Al-Quran di tempat tersebut yang harganya beragam tergantung jenis cetakan dan besarnya.
ADVERTISEMENT
Tempat ini telah menjadi lokasi ziarah wajib bagi jemaah Indonesia. Mereka mengaku senang bisa mengunjungi fasilitas tersebut.
"Senang sekali melihat percetakan Al-Quran terbesar ini. Sangat luar biasa, pemerintah Madinah bisa mencetak Al-Quran untuk umat Islam seluruh dunia," kata seorang jemaah Indonesia, Joko Asmudi.
Al Quran cetakan Percetakan King Fahd, Madinah. Foto: Denny Armandhanu/kumparan