Melihat Kabin Menyusui Berdinding Kayu di Stasiun Manggarai

15 Desember 2017 12:08 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kabin Menyusuin Stasiun Manggarai (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kabin Menyusuin Stasiun Manggarai (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
ADVERTISEMENT
Saat harus memberikan ASI kepada bayinya di tempat umum, seorang ibu idealnya pasti butuh ruangan menyusui yang privat dan nyaman, baik dari segi keamanan dan kebersihan ruangan.
ADVERTISEMENT
Tak sedikit tempat umum di Ibu Kota seperti mal, stasiun, dan bandara yang sudah menyediakan fasilitas kabin menyusui. Namun tak semua kabin-kabin itu layak dipakai sang ibu untuk menyusui buah hatinya.
Salah satu kabin menyusui yang bangunannya jauh dari kata nyaman itu adalah kabin menyusui yang dijumpai kumparan (kumparan.com) di Stasiun Manggarai, Jakarta Pusat.
Kabin menyusui di Stasiun Manggarai. (Foto: Paulina Herasmaranindar/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kabin menyusui di Stasiun Manggarai. (Foto: Paulina Herasmaranindar/kumparan)
Kabin yang berada di bagian ujung barat stasiun tepatnya di dekat jalur satu rel itu, hanya memiliki ukuran ruangan seluas 1,5 meter kali 1 meter saja, dengan tinggi kabin kira-kira setinggi 2 meter, dan bagian atas kabin yang dibiarkan terbuka tanpa atap.
Hanya ada satu kursi kecil di dalam kabin itu, yang hanya cukup digunakan untuk satu orang. Bagian dinding ruangan yang terbuat dari kayu lapis atau tripleks, tampak mengelupas di beberapa bagian.
ADVERTISEMENT
Saat kumparan mencoba masuk ke dalamnya, pintu kabin ternyata tak dapat tertutup sempurna. Pintu masih menyisakan celah meski pintu telah dikunci.
Sirkulasi udara di dalam satu-satunya kabin yang ada di stasiun itu juga tak lancar. Pengap sangat terasa, meski baru berada kurang dari lima menit di dalamnya.
Kondisi pintu kabin (Foto: Paulina/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kondisi pintu kabin (Foto: Paulina/kumparan)
Kami lalu mencoba menemui pihak stasiun untuk menanyakan perihal kondisi kabin tersebut. Namun pihak stasiun menolak memberi jawaban karena alasan birokrasi perizinan.
"Harus buat surat izin dulu ke kantor yang ada di Stasiun Cikini, baru bisa dijelaskan," ujar petugas yang enggan disebut namanya saat ditemui di Stasiun Manggarai, Jumat (15/12).
Lalu saat kami menemui petugas kebersihan, Komarudin, yang sedang bertugas di dekat kabin. Dia menjelaskan bahwa kabin menyusui itu sudah sejak lama ada di Stasiun Manggarai.
ADVERTISEMENT
"Ini (kabin) sudah ada dari awal sejak stasiun KRL ini ada. Sekitar tahun 2014 atau 2015 gitu," ucap Komarudin.
Kondisi pintu kabin (Foto: Paulina/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kondisi pintu kabin (Foto: Paulina/kumparan)
Meski kondisi kabin tersebut kurang layak pakai, Komarudin mengaku masih sering menyaksikan sejumlah penumpang ibu-ibu menggunakan kabin itu, khususnya di akhir pekan saat kondisi stasiun sedang ramai.
"Ada beberapa ibu-ibu yang makai, biasanya pas weekend ramai. Tapi karena biasanya mereka kelihatan ragu takut diintip, suami mereka biasanya jaga di depan kabin. Saya sering lihat karena saya bertugas ngepel lantai kabin ini," ungkapnya.
"Untuk masalah perbaikan kabin, terakhir dua minggu lalu kami sudah hubungi ke pihak pemeliharaan stasiun. Katanya oke akan diperbaiki, tapi belum juga diperbaiki sampai sekarang," imbuh Komarudin.
Kabin Menyusui Stasiun Manggarai (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kabin Menyusui Stasiun Manggarai (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
Setelah berbincang dengan Komarudin, kami menghampiri beberapa ibu-ibu di sana yang terlihat membawa anak kecil, untuk menanyakan pendapat mereka soal keberadaan kabin tersebut.
ADVERTISEMENT
"Sudah cukup baik sih ada fasilitas kabin menyusui di sini, tapi kalau cuma satu kan kasihan ibu-ibu kalau ramai harus antre. Tapi melihat kondisinya begini, saya akan menggunakan kabin ini kalau kepepet saja, kalau anak rewel," ujar Yesi (30).
Kabin Menyusui Stasiun Manggarai (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kabin Menyusui Stasiun Manggarai (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
Senada dengan Yesi, ibu lainnya bernama Linda (38), juga mengaku tetap akan menggunakan kabin itu dalam keadaan terdesak. "Mau tidak mau terpaksa dipakai, daripada menyusui di muka umum kan merasa malu," katanya.
"Semoga pengelola stasiun dapat lebih memperhatikan kenyamanan ibu menyusui," imbuh Linda.
Pihak stasiun mencopot pintu kabin (Foto: Pheras Marindar/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pihak stasiun mencopot pintu kabin (Foto: Pheras Marindar/kumparan)
Tak berselang lama tampak sejumlah petugas kebersihan melakukan perbaikan di kabin tersebut. Mereka terlihat bekerja sama mencopot pintu kabin dan memasangnya ulang.
"Mau dikencangkan baut-bautnya," ujar salah seorang petugas.
ADVERTISEMENT