Melihat Kamar Pangeran Diponegoro yang Jadi Objek Wisata Baru Kota Tua

1 April 2019 20:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, dalam acara peresmian kamar Diponegoro dan Pameran Jakarta Kota Kosmopolitan, Senin (1/4/2019). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, dalam acara peresmian kamar Diponegoro dan Pameran Jakarta Kota Kosmopolitan, Senin (1/4/2019). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
Sebuah kamar yang menghadap langsung ke area lapangan Kota Tua sudah berisikan kasur dan ditata dengan beberapa replika dari koleksi tulisan dan barang-barang pribadi Pangeran Diponegoro. Kamar ini tak lain, tempat Pangeran Diponegoro singgah di Jakarta yang kala itu bernama Batavia saat diasingkan pada 8 April 1830.
ADVERTISEMENT
Sejarawan sekaligus peneliti yang meneliti keberadaan Pangeran Diponegoro di Jakarta Peter Carey yakin, sebelum pahlawan nasional tersebut diasingkan ke Sulawesi, ia sempat bersinggah di Jakarta selama 26 hari.
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, dalam acara peresmian kamar Diponegoro dan Pameran Jakarta Kota Kosmopolitan, Senin (1/4/2019). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
Kita punya untung besar sebab ini adalah kamar yang kita 95 persen yakin area di mana Diponegoro ditahan di Stadhuis (Balai Kota Pemerintahan),” ujar Peter di Museum Fatahillah, Jakarta Kota, Senin (1/4).
“Ini adalah area dari Stadhuis yang ditujukan kepada semua dinas kepenjaraan. Di sini adalah apartemen pribadi kepala bui yang harus dikosongkan di mana ada tahanan berstatus tinggi. Jadi kita yakin 95 persen,” tambahnya.
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, dalam acara peresmian kamar Diponegoro dan Pameran Jakarta Kota Kosmopolitan, Senin (1/4/2019). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
Meski tidak banyak melakukan kegiatan, Peter mengatakan, Pangeran Diponegoro sempat mengirimkan 2 pucuk surat untuk anaknya Pangeran Diponegoro II dan ibunya Raden Ayu Mangkorowati.
ADVERTISEMENT
Dalam surat tersebut, Diponegoro menjelaskan kepada ibunya bahwa ia sudah ikhlas dengan kejadian yang menimpanya. Meminta ibunya untuk tidak khawatir tentang nasibnya. Sedangkan pesan untuk anak laki-lakinya, ia khawatir dengan keadaan putrinya Joyokusumo yang kehilangan suaminya dalam perang.
“Inti dari suratnya adalah ia berpesan kepada ibunya supaya tidak was-was, tidak usah khawatir. Mengatakan dia sudah ikhlas. Sedangkan kepada putranya Pangeran Diponegoro ia mengutarakan kekhawatirannya soal putrinya yang menjanda,” ujar Peter.
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, dalam acara peresmian kamar Diponegoro dan Pameran Jakarta Kota Kosmopolitan, Senin (1/4/2019). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
Di museum Kamar Diponegoro ini, ada juga beberapa artefak seperti tongkat replika yang digunakan oleh Diponegoro. Juga beberapa salinan dari tulisan untuk anak dan ibunya yang ia tulis di Jakarta.
Saat ini, kamar itu telah direvitalisasi dan dijadikan salah satu objek wisata di kawasan Kota Tua. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan hadir meresmikan kamar Pangeran Diponegoro.
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, dalam acara peresmian kamar Diponegoro dan Pameran Jakarta Kota Kosmopolitan, Senin (1/4/2019). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
“Dengan diresmikannya kamar Diponegoro sebagai museum yang terbuka untuk publik, saya ingin mengajak kepada masyarakat di Indonesia khususnya di Jakarta untuk mendatangi tempat ini,” ujar Anies.
ADVERTISEMENT
“Untuk lebih banyak mengetahui perjuangan Pangeran Diponegoro yang kita tahu merupakan salah satu hulu terpenting yang muaranya adalah kemerdekaan Indonesia,” tandasnya.