Melihat Sepak Terjang Arseto di Instagram dan Kontroversi yang Muncul

29 Maret 2018 12:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Arseto resmi ditahan (Foto: Fadjar Hadi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Arseto resmi ditahan (Foto: Fadjar Hadi/kumparan)
ADVERTISEMENT
Publik mungkin tak pernah mendengar pemuda bernama Arseto Suryoadji Pariadji sebelumnya. Nama Arseto memang mulai mencuat setelah ia menghebohkan publik atas tuduhan tak sedap kepada Presiden Jokowi.
ADVERTISEMENT
Kala itu, Arseto menyebut pernikahan putri Jokowi -- Kahiyang Ayu yang menikahi Bobby Nasution -- dijual oleh para pendukung Jokowi seharga Rp 25 juta.
"Gua buka ke publik ya, gua laporin ke Polda kalau perlu sekarang. Waktu Jokowi kawinan undangannya itu dijualin Rp 25 juta satu undangan sama orang-orang pendukung Jokowi, cuih,” ujar Arseto berapi-api dalam video yang sempat beredar di laman Facebook miliknya.
Seolah tak puas mengucapkannya di Facebook, Arseto juga mengunggahnya di akun Instagram miliknya.
"Saya memang dulu ditawari undangan anaknya Jokowi 1 undangan Rp 25 juta. saya ditelepon pendukungnya mau disembelih, saya bilang silakan datang, saya tunggu di Kelapa Gading. Tidak datang-datang juga," tulisnya Senin (26/3).
ADVERTISEMENT
Setelah videonya viral ddan memicu kehebohan publik, Arseto kemudian mengunggah permohonan maaf di Instagram pada Senin (26/3). Arseto mengatakan jika dirinya telah bertemu staf wapres. Dia juga mengatakan kepada staf tersebut mengenai orang yang memintanya membayar Rp 25 juta untuk undangan pernikahan tersebut.
"Saya sudah jelaslan ke staff wapres dan tanyakan siapa yang jual itu undangan .sampai saya batal bertemu Pak Jokowi. saya juga sampaikan permintaan maaf kata-kata saya lagi kecewa karena ulah mereka yang malah menjual undangannya. Saya kira saya di undang Pak Jokowi. tapi kok disuruh bayar. tapi sudah clear itu ulah ulah relawab bukan Pak Jokowi yang jual. Jangan sampai kita di adu domba Pak Jokowi," tulis Arseto di instagram, Senin (26/3). Tulisan ini dimuat sesuai aslinya yang mengandung banyak typo.
ADVERTISEMENT
Meski sudah meminta maaf, ulah Arseto tetap dipermasalahkan orang-orang Jokowi. Sejumlah orang yang tergabung dalam kelompok Jokowi Mania tak terima dan kemudian melaporkan Arseto ke Polda Metro Jaya, Rabu (28/3).
Namun, polisi tidak menjadikan Arseto sebagai tersangka berdasarkan laporan Jokowi Mania tersebut. Arseto menjadi tersangka dalam kasus lainnya, yaitu ujaran kebencian di salah satu unggahannya di media sosial. Dalam postingan tersebut Arseto menuding salah satu kelompok keagamaan memiliki paham yang menyimpang.
Polisi juga tengah menahannya di rutan Ditreskrimsus Polda Metro Jaya mulai Kamis (29/3).
Seperti apa sosok Arseto yang sesungguhnya?
Arseto Suryoadji. (Foto: Arseto Suryoadji/Instagram)
zoom-in-whitePerbesar
Arseto Suryoadji. (Foto: Arseto Suryoadji/Instagram)
Arseto mengaku dirinya adalah ketua umum sekaligus pendiri Partai Persatuan Demokrasi dan Toleransi Indonesia.
Berdasarkan situs resmi yang ia miliki, arsetopariadji.com, ia menyebut partai yang ia dirikan bertujuan untuk menciptakan perdamaian, serta menangkal serangan terorisme dan penetrasi komunisme di Indonesia. Dia tak mendaftarkan partai ini sebagai peserta pemilu mendatang.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, Arseto juga mengaku dirinya sebagai lulusan Hotel Institute Montreaux di Swiss. Ia juga mengatakan dirinya merupakan alumnus Master Theologia, Institut Theologia di Solo, Jawa Tengah.
Di laman pribadinya itu, ia menjelaskan dirinya sebagai seseorang yang lahir dari sebuah keluarga yang dekat dengan Istana Presiden. Ayahnya, Pariadji, kata dia, merupakan seorang PNS yang mengabdi di Kementerian Sekretariat Negara pada era Presiden Sukarno dan era Presiden Soeharto.
Pada 2008, Arseto pernah berurusan dengan polisi. Dia ditangkap karena kedapatan memiliki sabu dan divonis penjara 10 bulan.
Sementara itu, jika dilihat dari akun media sosial yang ia miiki, Arseto merupakan orang yang cukup aktif mengabarkan aktivitas dirinya di media sosial Instagram. Menariknya, baik sebelum maupun setelah kasus yang menimpanya mencuat, ada banyak unggahan Arseto yang membuat gerah pengikutnya di Instagram.
ADVERTISEMENT
Pada 9 Maret 2018 misalnya, ia mengatakan dirinya tengah berada di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP). Saat itu, ia tampak sedang mencoba mesin registrasi mandiri rawat inap pasien. Arseto kemudian menyebut BPJS tak bisa digunakan di rumah sakit tersebut. Tak pelak, para pengikutnya di Instagram menyebutnya hanya tak mengerti cara pakainya.
Pada 20 Maret lalu, Arseto mengunggah pose fotonya yang tengah memegang sepucuk senjata. Fotonya itu jelas dipertanyakan warganet, terlebih Arseto merupakan warga sipil yang tak seharusnya memiliki senjata. Belakangann diketahui, senjata yang ia miliki itu rupanya merupakan air softgun. Senjata itu ditemukan oleh penyidik Polda Metro Jaya saat menggeledah rumah Arseto pada Rabu (28/3).
Kehebohan lain yang ia unggah di Instagram adalah kala ia menyebut pengacara kondang Hotman Paris Hutapea dengan nama Hotman Sitompul. Ia keliru menyebut marga Hotman itu saat ia berada di Kopi Jhony, Kelapa Gading, Jakarta Utara. Dia datang ke sana untuk mengadu kepada Hotman terkait undangan Jokowi yang dijual seharga Rp 25 juta.
ADVERTISEMENT
"Sekarang, gue ada di Kopi Jhony, gue mau nyari Bang Hotman Sitompul. Saya mau tuntut itu seword.com," ujarnya, Senin (26/3)
Tak perlu menunggu lama, ucapan Arseto itu langsung dibanjiri warganet. Banyak yang menganggapnya tengah meracau karena salah menyebut nama marga Hotman. Tak hanya itu, banyak yang menilai bahwa Arseto salah alamat. Sebab, kantor Hotman tidaklah berada di Kopi Jhony, melainkan di Jalan Boulevard.
Kehebohan lainnya yang dibuat Arseto adalah saat ia datang melayat adik Soeharto, Probosutedjo, pada 27 Maret. Di tengah-tengah para pelayat yang tengah melantunkan doa, Arseto justru selfie dan membuat vlog yang dinilai tak menghomati orang yang telah meninggal. Ada banyak warganet yang menyesalkan tindakan tak etis Arseto tersebut.
ADVERTISEMENT
Sekarang, setelah beragam kegaduhan yang terjadi di media sosialnya, Arseto menjadi pesakitan di Polda Metro Jaya.