Melihat Tong Sampah DKI Senilai Rp 9,5 M yang Jadi Perbincangan

4 Juni 2018 18:13 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tempat Sampah 600 Liter Milik Dinas LH DKI (Foto: Sudin LH Jakbar)
zoom-in-whitePerbesar
Tempat Sampah 600 Liter Milik Dinas LH DKI (Foto: Sudin LH Jakbar)
ADVERTISEMENT
Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta membeli 2.640 tempat sampah (garbage bin) dari Jerman senilai Rp 9,581 miliar. PT Groen Indonesia sebagai importir sudah memasok tempat sampah dengan merek Weber itu sejak 2017.
ADVERTISEMENT
Untuk anggaran 2017, Pemprov DKI Jakarta membeli 1.500 tong sampah. 1.000 tong sampah untuk kapasitas 660 liter, dan 500 tong sampah kapasitas 120-140 liter.
"Sejak tahun 2017 dengan anggaran Dinas Lingkungan Hidup atau Kebersihan. Ada yang ukuran 120 hingga 140 liter, ada yang 660 liter. Anggarannya enggak beda jauh lah, nanti saya cek," kata Kadis LH DKI Isnawa Adji saat dihubungi kumparan, Senin (4/6).
Kemudian, pembelian dilanjutkan pada tahun 2018 dengan sistem e-katalog LKPP dan biaya tak jauh berbeda dengan tahun sebelumnya. Dinas LH DKI meminta PT Groen Indonesia untuk menyediakan barang tersebut dalam rentang waktu 120 hari, terhitung sejak Mei 2018.
"Sudah sign contract dengan PT Groen, Weber. 120 hari mereka sudah dipersiapkan, saat ini masih diproduksi," ungkapnya.
Tempat sampah merek Weber milik Dinas LH Jakarta (Foto: Dok. Dinas LH DKI Jakarta)
zoom-in-whitePerbesar
Tempat sampah merek Weber milik Dinas LH Jakarta (Foto: Dok. Dinas LH DKI Jakarta)
Isnawa menuturkan, seluruh tempat sampah dikirim langsung dari Jerman. Sesampainya di Jakarta, tempat sampah akan melalui pengecekan terlebih dahulu oleh panitia pemeriksa hasil pekerjaan (PPHP) dari satuan kerja perangkat daerah terkait.
ADVERTISEMENT
"Nanti dicek barangnya ada berapa yang datang, ada yang reject enggak. Pengiriman sudah sesuai dengan batas waktu enggak? Kalau lewat dari ketentuan gimana. Tapi tim pemeriksanya independen ya," ujar dia.
Setelah selesai pengecekan, tempat sampah nantinya akan diberi penanda untuk menunjukkan kepemilikan oleh Dinas Lingkungan Hidup DKI. Ia beralasan, penanda wajib dibuat karena tong sampah kerap dicuri oleh orang tak bertanggung jawab.
"Kita mau pasang hot stream dengan gambar Jaya Raya (lambang Jakarta) dan Dinas LH, yang menunjukkan produk milik Pemprov," tuturnya.
Spesifikasi tong sampah Weber 660 liter. (Foto: Dok. lkkp.go.id)
zoom-in-whitePerbesar
Spesifikasi tong sampah Weber 660 liter. (Foto: Dok. lkkp.go.id)
Mengutip dari situs e-catalog LKPP, tempat sampah berukuran 660 liter ini memiliki panjang 1,37 meter, lebar 0,7 meter dan tinggi 1,2 meter. Satu tong sampah ini dapat menampung sampah yang dihasilkan rata-rata 330 orang atau setara 70 kepala keluarga. Dengan rincian di Jakarta setiap orang menghasilkan 2-3 liter sampah per hari.
Tempat Sampah 600 Liter Milik Dinas LH DKI (Foto: Sudin LH Jakbar)
zoom-in-whitePerbesar
Tempat Sampah 600 Liter Milik Dinas LH DKI (Foto: Sudin LH Jakbar)
Pengadaan tempat sampah 660 liter dilakukan sesuai analisis kebutuhan dan dibeli lewat sistem e-purchasing melalui e-katalog Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP). Berbagai pertimbangan dilakukan pihaknya sebelum menentukan PT Groen sebagai vendor, mulai dari spesifikasi, harga, untung rugi, hingga klarifikasi lokasi pabrik.
ADVERTISEMENT
Pembelian tempat sampah dilakukan untuk modernisasi proses pengumpulan sampah di Jakarta, agar bisa sejajar dengan kota-kota maju dunia. Tempat sampah ini diklaim bisa membuat pengumpulan sampah menjadi lebih efektif dan efisien.
Tempat Sampah 600 Liter Milik Dinas LH DKI (Foto: Sudin LH Jakbar)
zoom-in-whitePerbesar
Tempat Sampah 600 Liter Milik Dinas LH DKI (Foto: Sudin LH Jakbar)
Dalam APBD 2018, anggaran pengadaan tempat sampah sebesar Rp 12,6 miliar. Dengan rincian satu barangnya mencapai Rp 3,6 juta. Kemudian, ongkos kirim keseluruhan barang mencapai Rp 79,2 juta. Namun, angka tersebut diusulkan sebagai estimasi jika pada tahun berikutnya terjadi inflasi atau fluktuatif nilai tukar dolar.
"Dengan saya liat e-katalog, harganya sesuai segitu. Yang terserap Rp 9,581 miliar. Sisa lebih dari anggaran itu akan kita kembalikan ke kas daerah," tutup dia.