news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Melon Berbakteri dan Imbauan Konsumsi Buah Lokal

8 Maret 2018 5:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Buah Melon Lokal di Swalayan (Foto: Ela Nurlaela/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Buah Melon Lokal di Swalayan (Foto: Ela Nurlaela/kumparan)
ADVERTISEMENT
Isu pangan impor berbahaya kembali mencuat. Kali ini melon asal Australia dikabarkan mengandung bakteri berbahaya.
ADVERTISEMENT
Hingga Sabtu (3/3), sudah sebanyak tiga warga Australia tewas karena infeksi bakteri setelah mengkonsumsi melon yang ditanam petani asal negara bagian News South Wales. Selain itu ada 122 orang lainnya masih menjalani perawatan intensif karena keracunan bakteri listeria.
Otoritas kesehatan NSW mengatakan, korban yang berjumlah 15 orang tersebar secara nasional dari Victoria hingga Tasmania.
"Kami dapat memastikan bahwa 13 dari 15 korban mengkonsumsi buah melon sebelum mereka mengalami keracunan," kata direktur penyakit menular NSW, Vicky Sheppeard seperti dilansir Associated Press.
Gejala yang timbul seperti flu, mual, diare, hingga infeksi aliran darah dan otak. Sebenarnya, bakteri listeria tidak menyebabkan kematian pada kebanyakan orang, namun lain halnya apabila menyerang orang dengan kekebalan tubuh lebih lemah seperti orang tua, bayi baru lahir, dan wanita hamil.
ADVERTISEMENT
Meski otoritas terkait pangan di Australia sudah menarik peredaran buah yang diduga tercemar listeria, kekhawatiran tetap muncul di Indonesia. Apalagi, Australia termasuk negara asal buah-buahan impor.
Rock Melon Australia (Foto: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Rock Melon Australia (Foto: Shutterstock)
Badan Karantina Pertanian (Barantan) mengaku sudah diberi tahu Pemerintah Australia soal adanya rock melon yang tercemar bakteri mematikan. Antisipasi agar buah itu tidak masuk ke Indonesia sudah dilakukan, meski tidak ada impor langsung melon jenis tersebut.
"Buah ini diekspor ke Malaysia, Singapura dan beberapa negara lainnya. Kita perlu waspadai utamanya masyarakat yang berbatasan langsung dengan Malaysia dan Singapura," ujar Kepala Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian, Banun Harpini.
Dengan dekatnya lokasi Malaysia dan Singapura maka masyarakat di Kepulauan Riau, Batam dan pesisir Sumatera sangat berisiko.
ADVERTISEMENT
"Bukan tidak mungkin masyarakat di pesisir timur Sumatera berpeluang mengkonsumsinya, karena lalu lintas orang ke negeri seberang cukup intens," tambahnya.
Para traveller dari Australia, Malaysia, Singapura, UEA, Qatar, Jepang, Hong Kong, Oman dan Kuwait juga diminta tidak membawa buah-buahan berisiko ini ke Indonesia. Pengawasan di bandara internasional juga akan ditingkatkan sehubungan dengan kasus ini.
Surat Pengawasan Pemasukan Rock Melon Australia (Foto: Dok. Badan Karantina Pertanian)
zoom-in-whitePerbesar
Surat Pengawasan Pemasukan Rock Melon Australia (Foto: Dok. Badan Karantina Pertanian)
Selain imbauan ke masyarakat, Barantan telah mengirimkan surat agar ada peningkatan kewaspadaan di Balai Karantina Pertanian seluruh Indonesia.
Dalam surat yang ditandatangani Kepala Barantan Banun Harpini tertanggal 5 Maret 2018 tersebut, menjelaskan perihal kewaspadaan dan pengawasan terhadap pemasukan dan PSAT Rockmelon/Cantaloupe dari Australia.
Pencegahan dilakukan dengan pengujian laboratoium pada setiap pemasukan, dengan target uji Listeria monocytogenes. Pengujian pun harus dilakukan di laboratorium yang terakreditasi.
ADVERTISEMENT
Apabila hasil uji lab positif ditemukan kandungan Bakteri Listeria, maka buah Rockmelon akan segera dimusnahkan dan dilakukan notifikasi ke negara asal.
Barantan juga mengimbau masyarakat memanfaatkan momen ini untuk kembali mengkonsumsi buah-buahan lokal. Hingga kini buah yang ditumbuh di Indonesia dipastikan masih aman untuk dikonsumsi.
"Masyarakat tidak perlu cemas, kita akan terus menjaga. Saya kira buah lokal tetap jadi pilihan terbaik bagi kita," sebut Banun.