Memahami Habibie Prioritaskan SDM daripada Infrastruktur dalam Buku

Acara peluncuran buku “BJ Habibie: The Power of Ideas” di Kemang, Jakarta Selatan. (Foto: Darin Atiandina/kumparan)

The Habibie Center menggelar acara peluncuran buku berjudul “BJ Habibie: The Power of Ideas”, Senin (8/10). Buku yang ditulis A. Makmur Makka itu berisi tentang pemikiran BJ Habibie mulai dari gaya hidup, teknologi, keislaman, sumber daya manusia, industrialisasi, cinta, keindonesiaan, dan beberapa hal lainnya.

Makka mengungkapkan “BJ Habibie: The Power of Ideas” merupakan buku yang dikembangkan dari buku sebelumnya yang berjudul “Jejak-Jejak Pemikiran Habibie”. Kali ini, Makka berupaya untuk menuliskan kembali gagasan dari Presiden Indonesia ketiga tersebut dengan gaya penulisan yang lebih santai dan populer.

Tujuannya tetap sama, untuk menyampaikan pemikiran-pemikiran B.J Habibie kepada masyarakat.

“Hampir selama 40 tahun yang lalu, Pak Habibie memberikan gagasan-gagasannya banyak sekali yang inspiratif, bahkan ada hal sebetulnya sangat penting sebagai dimensi baru, tapi sering kali gagasannya dilupakan orang. Nah jadi sebetulnya buku ini untuk menolak lupa juga,” ujar Makka dalam sambutan peluncuran buku di Gedung Habibie Center, Kemang, Jakarta Selatan.

Bacharuddin Jusuf Habibie (Foto: Fanny Kusumawardhani)

Salah satu hal yang menjadi sorotan dalam buku tersebut adalah pandangan Habibie mengenai pembangunan sumber daya manusia, infrastruktur, dan teknologi.

“Orang itu selalu salah tanggap bahwa beliau itu arahnya teknologi saja. Bukan, yang beliau tekankan itu justru sumber daya manusia, teknologi ini (bagi Habibie) adalah wahana,” kata Makka.

A. Makmur Makka, penulis buku “BJ Habibie: The Power of Ideas” (Foto: Darin Atiandina/kumparan)

Dalam buku tersebut tertulis dalam aspek pembangunan, Habibie lebih mengutamakan pembangunan sumber daya manusia dibandingkan pembangunan infrastruktur.

“Intinya itu adalah bagaimana membangun sumber daya manusia.Jadi kalau sekarang Pak Jokowi bilang infrastruktur dulu tahun berikutnya baru sumber daya manusia, kalau Pak Habibie, sumber daya manusia dulu, infrastruktur belakangan,” jelas Makka.

“Karena orang harus pintar dulu, pintar itu untuk seluruh Indonesia,” tambahnya lagi.

Makka berharap buku tentang sebagian gagasan-gagasan B.J Habibie sebagai ilmuwan dan negarawan dapat menginspirasi dan memperkaya peradaban masyarakat dan bangsa Indonesia.