Mempertanyakan 'Bandar' dalam Puisi Doa yang Ditukar Fadli Zon

6 Februari 2019 20:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Fadli Zon Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Fadli Zon Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Doa KH Maimoen Zubair, kiai kharismatik sekaligus ketua majelis syariah PPP, menjadi heboh di media sosial. Bukan karena isinya, justru karena Mbah Moen --panggilan Maimoen-- kepeleset lidah menyebut nama Prabowo alih-alih Jokowi yang duduk di sampingnya.
ADVERTISEMENT
Hanya dalam waktu dua hari, doa Mbah Moen menjadi inspirasi puisi yang digubah Anggota Dewan Pengarah Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Fadli Zon. Puisi bertajuk 'Doa yang Ditukar' itu ia unggah di akun Twitternya.
"Doa yang sakral, kenapa kau tukar
Direvisi sang bandar
Dibisiki sang kacung makelar
Skenarionya berantakan bubar
Pertunjukan dagelan vulgar."
Begitu penggalan bait kedua puisi Fadli. Tak butuh waktu lama, puisi itu langsung mendapat ribuan respons. Tak terkecuali dari putri sulung Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, Alissa Wahid, yang mempertanyakan apakah puisi itu merujuk pada Mbah Moen.
Tak mendapat jawaban, Alissa mencuit lagi.
"Siapa bandar? Siapa pembisik? Siapa kacung makelar? Bukan 'Kau'," kata Alisa dalam kolom komentar.
ADVERTISEMENT
Pertanyaan itu lalu dibalas sang empu puisi. Namun, bukannya menjawab siapa sosok yang disinggung, Fadli justru mengajak Alissa berdiskusi soal puisi. Balas membalas cuitan pun terjadi.
"Kapan-kapan kita buat diskusi puisi, yuk," tanggap Fadli.
"Boleh. Sekarang, mohon jawab dulu supaya saya tidak salah paham," jawab Alissa, masih meminta jawaban pasti.
Tak cuma Alissa Wahid, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin juga mempertanyakan diksi 'kau' dalam puisi Fadli Zon.
Dalam kesempatan berbeda, Fadli menjelaskan ia sama sekali tidak bermaksud menyinggung Mbah Moen dalam puisinya. Ia justru ingin menyindir para makelar yang telah mengubah doa Mbah Moen melalui secarik kertas doa.
Prabowo menemui Pimpinan Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang, Rembang, KH Maimoen Zubair (Mbah Moen). Foto: Dok. Tim Media Prabowo
"Kemarin saya sudah jawab, itu jelas kok. Saya orang yang menghormati Mbah Maimoen Zubair. Saya kenal beliau, dan tidak ada maksud kepada Mbah Maimoen," tegas Fadli di sela menjenguk Ahmad Dhani di Rutan Cipinang, Jakarta Timur, Rabu (6/2).
ADVERTISEMENT
Fadli Zon, juga mengaku sengaja tidak menyebut secara spesifik siapa oknum yang ia maksud. Yang jelas, puisi itu tidak untuk menyindir Mbah Moen yang salah sebut nama dalam doa.
"Saya tidak menyebut nama, dan juga yang saya maksud itu yang menjadi makelarnya yang mengubahnya. Ya, cek saja. Kalau Mbah Maimoen, saya hormat sekali," pungkasnya.
Polemik doa Mbah Moen sebenarnya bermula saat Acara Sarang Berzikir untuk Indonesia Maju di Ponpes Al Anwar, Rembang, yang diikuti Jokowi serta istirnya Iriana. Di akhir acara, Mbah Moen lalu memanjatkan doa dalam bahasa arab.
Dalam doanya, Mbah Moen justru sempat menyebut nama Prabowo ketimbang Jokowi yang berada di sebelahnya. Meski begitu, Jokowi yang bersebelahan dengan Mbah Moen masih khusyuk berdoa sambil menengadahkan tangan.
ADVERTISEMENT
Usai doa, Ketum PPP Romahurmuziy atau Romi mencolek Mbah Moen. Mbah Moen pun langsung mengklarifikasi ucapannya. Ia mengaku bermaksud menyebut nama 'Jokowi' dalam doanya, namun luput karena sudah tua. "Jadi saya kalau luput, itu karena saya ini sudah tua. Saya umur 90 tahun. Saya di sini, saya berdoa untuk menjadikan siapa yang ada di samping saya yang diridai Allah," kata Mbah Moen dalam video yang beredar tersebut, Jumat (1/2).