KONTEN SPESIAL: Cover Maut di Tol Cipali

Memutus Rantai Kecelakaan di Tol Cipali

20 Juni 2019 10:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
KONTEN SPESIAL: Cover Maut di Tol Cipali Foto: Putri Arifira/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
KONTEN SPESIAL: Cover Maut di Tol Cipali Foto: Putri Arifira/kumparan
ADVERTISEMENT
Ponsel Fikri berdering di waktu yang tak lazim, Senin (17/6) dini hari lalu. Sambungan telepon masuk dari seorang kerabatnya yang tinggal di Jakarta. Dari ujung lain telepon, ia menyampaikan kabar genting yang membuat Fikri lemas.
ADVERTISEMENT
"Katanya mobil ibu kecelakaan di Cipali (Tol Cikopo-Palimanan)," katanya kepada kumparan, Selasa (19/6).
Dini hari itu cuma sedikit informasi yang bisa didapat Fikri dan keluarga besarnya. Mereka semakin kalut mendapat informasi ada 12 orang yang tewas dalam kecelakaan di Tol Cipali KM 150+900. Fikri sempat bertemu ibunya, Susmiati, dan ayahnya, Amar Lubis, pukul 21.30 sehari sebelumnya,
Keduanya pamit berangkat ke Jakarta, bersama empat kerabatnya yang lain, menumpang Innova Hitam dengan nomor polisi B-168-DIL. Sang ibu membuka warung tegal di Bilangan Sunter, Jakarta Utara. Sementara ayahnya bekerja di pabrik tak jauh dari sana.
Suasana di lokasi kecelakaan beruntun di KM 150 Tol Cipali. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Fikri baru mengetahui nasib kedua orang tuanya pada pagi harinya. Amar Lubis tewas dalam kecelakaan nahas itu. Sementara Susmiati mengalami luka parah dan masih dirawat di RSUD Cideres, Majalengka. Dua kerabatnya yang lain juga ikut meninggal dunia dalam kejadian tersebut.
ADVERTISEMENT
Keluarga Fikri menjadi korban kecelakaan maut yang melibatkan empat kendaraan. Penyebab kecelakaan adalah bus Safari yang masuk jalur Cirebon-Jakarta dari arah berlawanan.
Infografis: Maut di Tol Cipali Foto: Putri Arifira/kumparan
Wawan, warga Desa Mekarjaya, Majalengka, tak jauh dari KM 150, mengatakan lokasi kecelakaan Senin dini hari itu memang rawan. "Di sini ada kali 4 kasus (kecelakaan) sampai meninggal. Mobil kecil nabrak kontainer, terus ada APV hitam, terus di situ juga (KM 150-151) mobil travel," tuturnya. Beberapa warga sekitar mengaitkan insiden kecelakaan dengan hal-hal mistis.
Yang jelas, peristiwa itu menambah panjang daftar kecelakaan yang terjadi di Tol Cipali. Dalam tiga pekan sejak tol sepanjang 116 km itu dibuka untuk umum 14 Juni 2015 saja, Polda Jawa Barat mencatat 56 kecelakaan terjadi. 12 orang menjadi korban meninggal.
Bus yang mengalami kecelakaan beruntun di KM 150 Tol Cipali. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Merujuk data PT Lintas Marga Sedaya (LMS), yang mengelola jalan tol Cipali, selama musim mudik Lebaran 2019 hingga H+3 terjadi 43 kasus kecelakaan di tol Cipali. Dua orang tercatat meninggal dunia dalam insiden tersebut.
ADVERTISEMENT
"Jumlah ini turun 30,64 persen, dibanding kecelakaan yang terjadi tahun 2018 (62 kasus)," kata Vice President Director PT LMS Firdaus Azis, dalam keterangannya, Minggu (9/6).
Corporate Communication PT LMS, Okky Brahma, ketika dihubungi kumparan, mengaku tak punya data persis jumlah kasus kecelakaan yang terjadi di Tol Cipali tiap tahunnya.
Di luar arus mudik dan arus balik Lebaran, kecelakaan juga beberapa kali terjadi di tol Cipali. Pada Oktober 2018 silam, misalnya, Kepala Sekolah SMP Negeri 247 Mampang, Jakarta Selatan, Slamet Supardiyono, meninggal dalam kecelakaan di KM 136 tol Cipali. Kendaraan yang ditumpangi Slamet hangus terbakar.
Pada Juli 2018, juga terjadi kecelakaan fatal ketika sebuah sedan masuk ke arah berlawanan di KM 76 Tol Cipali. Sedan menghantam dua kendaraan lain. Lima orang tewas dan satu kritis akibat insiden itu.
ADVERTISEMENT
Kecelakaan juga terjadi Maret 2018. Enam orang meninggal dunia dan dua lainnya luka parah karena sebuah minibus hilang kendali menabrak bagian belakang truk di KM 81.
Kawat berduri di sekitar lokasi kecelakaan beruntun di KM 150 Tol Cipali. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Kejadian serupa terulang pada November 2018 di KM 112 Tol Cipali. Minibus menabrak truk kontainer. Dua orang tewas dan lima luka berat.
General Manager Operation PT LMS, Suyitno, mengakui ada beberapa ruas yang rawan kecelakaan. Penggalan jalan itu disebut black link, yang bila ditotal panjangnya mencapai 48 km.
"Black link itu daerah Subang sampai Cikedung, lalu Cikedung-Kertajati relatif lebih tinggi dibandingkan yang lain untuk data kecelakaannya," kata Suyitno saat dikonfirmasi kumparan, Rabu (19/6).
Titik rawan di ruas Subang-Cikedung membentang dari KM 110-KM 138. Kemudian, ruas Cikedung-Kertajati black link ada di KM 138-KM 158.
ADVERTISEMENT
"Untuk ruas Subang-Cikedung sering terjadi di jalur B atau dari arah Cirebon ke Jakarta, sedangkan Cikedung-Kertajati sering terjadi kecelakaan di jalur A atau arah Jakarta ke Cirebon," jelas dia.
PT LMS sudah berupaya meminimalisasi kecelakaan, khususnya di titik rawan Tol Cipali. Suyitno mencontohkan, dengan pemasangan tali baja dan rumble dot (garis kejut).
"Jadi ban kita menginjak itu terjadi getaran sehingga mengingatkan dan membangunkan kita itu. Kita pasang beberapa lampu strobo sehingga mengingatkan pengguna jalan supaya tidak ngantuk, mirip dengan lampu polisi dengan gambar polisi," ucap dia.
Foto udara jalan tol Cipali kilometer 116 Jatiwangi, Majalengka, Jawa Barat, Minggu (2/6). Foto: ANTARA FOTO/Dedhez Anggara
Rentetan kecelakaan di Tol Cipali membuat Badan Pengelola Jalan Tol (BPJT) bergerak. Kepala BPJT, Danang Parikesit, mengatakan akan mengundang ahli bidang keselamatan lalu lintas dari perguruan tinggi dan pihak terkait untuk mengambil langkah menekan kecelakaan di Tol Cipali.
ADVERTISEMENT
"Beberapa strategi perbaikan geometri tol, perlengkapan jalan seperti guardrail dan rambu marka akan jadi fokus kita untuk dilaksanakan operator tol," katanya.
BPJT juga akan melakukan audit keselamatan, dengan meminta rekomendasi dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). Yang pasti, ia menegaskan Tol Cipali secara umum aman digunakan pengendara.
"Jalan yang dioperasikan sudah memiliki SLO, Sertifikat Laik Operasi dari Bina Marga," Danang menegaskan.
Ellen Takundung, Sekjen Masyarakat Transportasi Indonesia, menilai kasus kecelakaan di Tol Cipali tak bisa digeneralisasi. Setiap kasus punya kekhasan penyebabnya masing-masing.
Senada dengan Danang, ia berpendapat Tol Cipali sudah punya pendukung keselamatan yang memadai. Setiap jalan tol yang beroperasi, kata dia, pasti memenuhi standar pelayanan minimum yang ditetapkan pemerintah.
ADVERTISEMENT
Kebanyakan kecelakaan, menurutnya, lebih sering disebabkan kelalaian pengendara. Ellen mengingatkan, agar kecepatan kendaraan tak melampaui batas yang ditentukan. "Semakin tinggi kecepatan, risiko kecelakaan fatal akan semakin tinggi," ia berujar.
Simak uraian selengkapnya di topik Kecelakaan Maut tol Cipali.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten